TEMPO.CO, Jakarta-Wakil Presiden Ma'ruf Amin mengusulkan upaya mediasi dalam kasus dugaan penistaan agama yang menjerat Sukmawati Soekarnoputri. Putri Bung Karno itu dilaporkan ke polisi karena dinilai telah menyinggung perasaan umat Islam ketika membandingkan Nabi Muhammad dengan Soekarno.
"Ya cobalah saya usulkan untuk di mediasi saja. Kita ini sudah terlalu sering (saling lapor melaporkan)," ujar Ma'ruf Amin saat ditemui di Kantor Wakil Presiden, di Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Rabu, 20 November 2019.
Ma'ruf menuturkan mediasi bisa dilakukan dengan beragam cara. Bisa dilakukan lewat Polri selaku penerima laporan, ataupun lewat Majelis Ulama Indonesia. Ma'ruf pun mengingatkan agar narasi kontroversial semacam ini tak perlu banyak dilakukan.
"Kontroversi ditinggalkan-lah. Bikinlah narasi-narasi yang membawa kerukunan, jangan narasi konflik. Baik agama maupun pandangan-pandangan yang bisa menimbulkan konflik itu dijauhkan," kata Ma'ruf.
Ma'ruf yang saat ini masih menjabat sebagai Ketua MUI itu pun menegaskan bahwa ucapan Sukmawati itu sangat tak tepat. Secara zaman dan ketokohannya saja, di antara Nabi Muhammad dengan Soekarno sudah sangat berbeda.
"Bung Karno juga mengaku nabinya Nabi Muhammad. Dia muslim, nabinya Nabi Muhammad. Membandingkan Nabi Muhammad dengan Soekarno itu tidak sebanding, tidak tepat," kata Ma'ruf.
Sebelumnya, dalam sebuah video yang viral di media sosial, Sukmawati tampak berdiri di atas mimbar dan berbicara menggunakan pengeras suara. Berikut cuplikan ucapannya, "Mana lebih bagus Pancasila sama Al Quran? Gitu kan. Sekarang saya mau tanya ini semua, yang berjuang di abad 20 itu nabi yang mulia Muhammad, apa Insinyur Sukarno? Untuk kemerdekaan. Saya minta jawaban, silakan siapa yang mau menjawab berdiri, jawab pertanyaan Ibu ini," ujar Sukmawati.
Akibat pernyataannya dalam video tersebut, Sukmawati dilaporkan ke Kepolisian Daerah Metro Jaya atas dugaan tindak pidana penistaan agama.