TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyinggung soal pelukan Presiden PKS Sohibul Iman dengan Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh.
Anies mengatakan pelukan para pucuk pimpinan itu bisa membawa rasa kebersamaan hingga kader dan pendukung mereka di akar rumput.
"Bila di puncak terjalin hubungan insya Allah sampai ke bawahnya perasaan kebersamaan bisa terjaga, ini yang dibutuhkan," kata mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu dalam sambutannya di acara Rapat Koordinasi Nasional Partai Keadilan Sejahtera di Hotel Bidakara, Jakarta Selatan, Kamis, 14 November 2019.
Dalam sambutannya, Anies juga menyebut persatuan bukanlah suatu hal yang diberikan secara cuma-cuma seperti kebhinekaan, melainkan harus diusahakan. "Persatuan itu sesuatu yang diikhtiarkan, lain dengan kebhinekaan. Bhinneka itu fakta, tapi bersatu atau tidak itu adalah ikhtiar, hasil usaha," kata Anies.
Anies mulanya bicara ihwal cara dirinya membangun persatuan di Jakarta melalui transportasi umum yang baik. Menurut dia, sistem transportasi yang mengedepankan kesetaraan dan keadilan adalah upaya untuk menciptakan persatuan.
Dia juga berujar bahwa alat transportasi tidak hanya dipandang sebagai alat pemindah badan. Di tempat umum termasuk transportasi massa, Anies mencontohkan, kedudukan tidak dipandang sebagai sesuatu yang menentukan tempat duduk. "Alat transportasi dipandang sebagai alat untuk merajut persatuan," kata Anies.
Surya dan Sohibul bertemu pada Rabu, 30 Oktober 2019 di Kantor DPP PKS di Jalan TB Simatupang, Jakarta Selatan. Usai bertemu keduanya mengekspresikan kedekatannya dengan berangkulan.
Rangkulan itu sempat menuai sindiran dari Presiden Joko Widodo. Dalam pidatonya di HUT Partai Golkar ke-55 pada Rabu, 6 November lalu, Jokowi menggoda Surya Paloh ihwal pelukan itu. "Saya tidak tahu maknanya tapi rangkulannya tidak biasa. Tidak pernah saya dirangkul seperti itu," ucap Jokowi.