INFO NASIONAL — Pemerintah Provinsi Jawa Barat menginisiasi Program English for Ulama dengan bekerja sama dengan Pemerintah Inggris dan juga lembaga kulturalnya British Council, untuk mengenalkan Indonesia ke dunia internasional melalui ulamanya yang memiliki ilmu setara dengan ulama Timur Tengah.
Dari 265 ulama yang mendaftar dari berbagai daerah di Jawa Barat, terdapat 30 ulama muda yang lolos mengikuti pelatihan English for Ulama. Pelatihan tersebut berlangsung dari 28 Maret-11 April 2019. Lima ulama terbaik dipilih untuk mewakili Pemprov Jabar ke negeri Ratu Elizabeth mulai 4-14 November 2019.
Baca Juga:
Kelima ulama tersebut adalah Hasan Al-Banna dengan penempatan di London, Beni Safitra di Manchester, Ihya Ulumudin di Glasgow, Ridwan Subagya di Bristol dan Wifni Yusifa Subhani di Birmingham.
"Selama ini setiap ada konferensi ataupun dialog antara negara barat dengan Islam ataupun antara negara Eropa dengan negara timur, jarang sekali tampil ulama-ulama asal Indonesia. Kebanyakan referensi Islamnya selalu merujuk selalu ke Timur Tengah. Inilah saatnya Indonesia menunjukkan keindahan Islam di Indonesia yang mengedepankan perdamaian, toleransi, dan menjunjung tinggi keberagaman,” ujar Gubernur Provinsi Jawa Barat, Ridwan Kamil, saat acara Press Conference-Teleconference English for Ulama The Journey di BJB Precious, di Gedung Palma One, Jakarta Selatan, 12 November 2019.
Atase Pendidikan dan Kebudayaan Kedutaan Besar RI di London, Aminudin Aziz, menambahkan program ini sebagai bentuk diplomasi baru Indonesia di Inggris. “Sebelumnya kita dengan Inggris telah menjalin diplomasi budaya, diplomasi ekonomi, dan diplomasi kuliner. Kini melalui program English for Ulama adalah salah satu bentuk diplomasi agama di tengah masyarakat Inggris Raya secara langsung,“ ujar Aminudin melalui telekonferensi dari London.
Baca Juga:
Salah satu ulama muda, Hasan Al Banna, mengaku selama 10 hari di London merupakan pengalaman luar biasa. “Tidak hanya bagi saya, tetapi juga untuk lembaga-lembaga Islam di Indonesia. Saya tidak hanya mewakili pribadi atau Jawa Barat, tetapi juga Indonesia," ujarnya.
Lebih lanjut, Hasan menceritakan bagaimana saat berdialog dengan komunitas muslim di Inggris dan juga dialog antaragama. Peserta dialog ingin mengetahui lebih jauh kondisi Islam di Indonesia. Hasan sempat meneteskan air mata ketika dia dapat memeluk Rabi, pemimpin komunitas Yahudi di Inggris. Hasan berkata, "Saya berharap program English for Ulama ini bisa menjadi program nasional."
Beberapa kegiatan yang dilakukan lima ulama di Inggris antara lain melakukan dakwah di lima kota di Inggris, menjadi imam pada sholat Jumat, keynote speech pada peringatan Maulid Nabi Muhammad, diskusi interfaith lintas agama dan kunjungan ke sekolah Islam dan universitas.
Selain itu, diskusi kerukunan umat beragama pada komunitas muslim di Inggris, interview di BBC TV dan radio setempat, kunjungan ke organisasi Islam di Inggris, silahturahmi dengan keluarga muslim serta menjadi narasumber pada pengajian rutin yang dilaksanakan di Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) atau keluarga Islam Indonesia di Inggris.
Rencananya para ulama akan berdialog di Islamic Channel Televison pada Kamis, 14 November 2019, sebagai penutup program English for Ulama di Inggris. (*)