TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) RI Bambang Soesatyo atau Bamsoet menilai sikap intoleran di publik mengancam kemajemukan Indonesia dan ideologi Pancasila.
Menurut dia, intoleransi berangkat dua masalah besar. Pertama, kelemahan Indonesia dalam mentransformasikan ideologi kebangsaan.
Adapun yang kedua, Indonesia belum mampu mencegah gerakan kontra ideologi negara dalam berbagai aspek, termasuk isu radikalisme dan intoleransi.
"Pada saat pelantikan Presiden RI dan memulai jabatan baru MPR, kami minta pemerintah untuk kembali memasukkan mata pelajaran Pancasila di setiap jenjang pendidikan nasional," katanya hari ini, Senin, 11 November 2019.
Ketua MPR Bamsoet menyampaikan pandangannya tersebut dalam seminar berjudul "Merawat Kemajemukan, Memperkuat Negara Pancasila" yang diadakan oleh Setara Institute di Hotel Ashley, Jakarta Pusat.
Dia menjelaskan dalam transformasi ideologi kebangsaan pada mulanya rumusan ideal abstrak kemudian menjadi praktik-praktik kolektif kenegaraan, kebangsaan, dan kemasyarakatan.
Untuk itu, Bamsoet menyebut MPR RI tengah mendorong pemerintahan Presiden Joko Widodo untuk memasukkan kembali mata pelajaran nilai-nilai Pancasila di tingkat sekolah dan perguruan tinggi.