INFO JABAR — Gubernur Jabar, Ridwan Kamil, menawarkan investasi ke Jepang melalui buku menu investasi yang dibagikan pada mitra pengusaha Jepang di West Java Business Forum di Osaka, Jumat, 8 November 2019.
Buku tersebut berisi proyek-proyek strategis Jawa Barat, peluang-peluang investasi mulai dari transportasi, pengelolaan air minum, pengelolaan sampah hingga pengembangan kawasan dengan total nilai investasi US$ 59 juta.
Forum tersebut dihadiri para pengusaha yang tergabung dalam Kamar Dagang Osaka juga pemerintah setempat, antara lain perusahaan Shoji Co,ltd, Obayashi Cooperations, Daiwa House Industri Co,ltd, Araya Industrial, Daiki Alumunium, hingga Jetro Osaka. Di Forum itu, Emil, sapaan akrab Gubernur Jawa Barat, memaparkan potensi dan peluang bisnis yang bisa dimasuki oleh pengusaha.
“Di bidang transportasi kami membutuhkan jalan tol baru, jalur kereta api baru. Kami butuh bandara baru dan pelabuhan baru,” kata Emil.
Di sektor energi, Jawa Barat membutuhkan 4-5 proyek pengelolaan sampah. "Mudah-mudahan ada perusahaan Jepang yang tertarik, apapun bentuk teknologi waste to energy-nya. Nilainya Rp 3-4 triliun, ini kami butuhkan sampai 5 lokasi,” kata Emil.
Rebana (Patimban-Kertajati-Cirebon), kawasan di wilayah Utara Jawa Barat ini didesain menjadi kawasan futuristik. Kawasan ini juga menjadi sangat potensial mengingat dari sisi infrastruktur begitu lengkap.
Investasi di kawasan ini bagi pengusaha Jepang, menurut Emil, akan menguntungkan. Ketersediaan konektifitas akan memudahkan proses pengiriman barang ekspor dan impor.
Sementara itu, Emil juga menyatakan bahwa Jawa Barat tengah bertransformasi menerapkan digital dan kebijakan yang memudahkan investasi bagi investor dari luar negeri ke provinsi yang dipimpinnya.
Ia menjelaskan, visi Jawa Barat sebagai provinsi digital sepuluh tahun ke depan, di mana kebijakan pelayanan dipermudah sebagai upaya menggerakan ekonomi perkotaan dan penerapan konsep ekonomi digital di pedesaan.
Emil juga memastikan pengusaha Jepang yang hendak berinvestasi ke Indonesia bisa melewati pintu melalui pemerintah pusat maupun daerah. Jawa Barat berkomitmen akan memberikan kemudahan-kemudahan perizinan.
Sebagai pemimpin pihaknya juga tengah mempersiapkan masyarakat agar bisa menyongsong industri 4.0. Pemerintah menurutnya tengah melatih anak-anak muda berbahasa Jepang, dan memiliki kemampuan yang sesuai dengan standar internasional dan sesuai kebutuhan Jepang.
“Terpenting, masyarakat kami menyukai budaya Jepang. Saya mendoakan Jepang bisa menjadi mitra nomer satu Jawa Barat. Menjadi mitra strategis Indonesia melalui pintu Jawa Barat,” katanya.
Pendiri Foreign Policy Community of Indonesia, Dino Pati Djalal, menyatakan transformasi yang diberikan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil adalah potret dari pemimpin yang tak hanya mengandalkan popularitas, namun memiliki juga kebijakan yang solid dan performance yang baik.
“Dalam kondisi ini Jawa Barat memiliki posisi yang spesial. Jawa Barat dapat dikatakan sebagai provinsi dengan perekonomian terbesar. Karena itulah, Jawa Barat banyak mendapatkan sorotan nasional dan dunia,” kata Dino.
Dengan kebijakan ekonominya, pihaknya meyakinkan pada para pengusaha Jepang bahwa Jawa Barat adalah lokasi terbaik berinvestasi.
Penasehat Japan Indonesia Business Asociation Hajime Kinoshita mengatakan, Jawa Barat bisa mengambil peluang dari tumbuhnya minat para pengusaha UKM Jepang yang ingin berinvestasi di Indonesia.
Ia mendorong agar peran Kadin Jawa Barat bisa lebih optimal dalam menjembatani kemudahan-kemudahan berinvestasi.
“Ini cara win-win solution investor Jepang, bagaimana cara masuk pertama kali UKM Jepang ke Indonesia," kata dia. (*)