TEMPO.CO, Jakarta - Partai NasDem akan mengundang beberapa kepala daerah yang mereka dukung saat Pilkada, pada Kongres kedua NasDem yang digelar pada 8-11 November 2019 di Jiexpo Kemayoran, Jakarta. Mereka adalah Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil dan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa. Anies Baswedan diundang pada acara pembukaan hari ini, sedangkan Ridwan Kamil dan Khofifah akan diundang keesokan harinya.
Politikus Nasdem Saan Mustofa menampik bahwa tokoh-tokoh di luar kader internal ini sengaja diundang untuk mengenalkan kader potensial mereka untuk kepentingan 2024. "Kan masih lama, masih lima tahun," kata Saan di Kompleks DPR RI, Jakarta, kamis, 7 November 2019.
Saan mengakui, langkah ini adalah proses politik. Namun langkah ini lebih kepada transformasi dan mereka akan menyampaikan apa yang sudah dan akan dilakukan sebagai kepala daerah yang didukung NasDem
Sejumlah pengamat membaca lain. Langkah politik NasDem dinilai sudah jauh melihat untuk kepentingan 2024 dengan memberikan tempat spesial bagi Anies Baswedan.
Pengamat politik Universitas Al Azhar Indonesia (UAI), Ujang Komarudin menilai Partai NasDem sudah mulai melirik Anies untuk pemilihan presiden 2024. Mengundang Anies ke acara kongres partai, dinilai sebagai langkah awal memperkenalkan Anies kepada internal. "NasDem tidak punya tokoh internal yang siap untuk maju Pilpres. Oleh karena itu, NasDem melirik Anies," ujar Ujang.
Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia, Adi Prayitno menilai, peluang Anies semakin besar maju Pilpres, karena memiliki kedekatan historis sebagai salah satu deklarator ormas NasDem. "Disinilah klik itu ketemu.” Pada satu sisi NasDem sedang mencari partner baru, pada saat bersamaan ada sosok Anies yang klop untuk 'diolah' dalam napas politik jangka panjang.
Apalagi, ujar Adi, kalau NasDem serius memajukan duet Anies-Ridwan Kamil. "Tentu ini akan menjadi proyek politik jangka panjang NasDem yang sangat serius dan prestisius," ujar dia.
Safari politik Ketua Umum Partai NasDem, Surya Paloh ke partai di luar koalisi akhir-akhir ini, juga dinilai sebagai langkah menuju 2024. Namun, NasDem selalu menampik. "Masih jauh. Belanda masih jauh," kata Ketua DPP Partai Nasdem Willy Aditya.