TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI) Asfinawati menilai laporan kader PDIP Dewi Tanjung atas penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi Novel Baswedan ke Polda Metro Jaya ngawur. Dewi menuding Novel merekayasa kasus penyiraman air keras yang terjadi pada April 2017.
"Laporannya ngawur, masak Kapolri dan Presiden mau membuat komitmen di publik untuk menuntaskan atau mengungkap kasus Novel kalau kasusnya bohongan," ujar Asfinawati saat dihubungi wartawan pada Kamis, 7 November 2019.
Asfinawati menengarai, laporan ini terkait dengan isu Perpu KPK dan upaya pelemahan terhadap KPK, mengingat Dewi adalah kader dari partai yang mendukung revisi UU KPK. "Laporan ini hanya untuk mempengaruhi opini publik agar mengurangi dukungan kepada Novel dan KPK," ujar Asfi.
Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Hasto Kristiyanto mengatakan, pelaporan itu merupakan sikap pribadi Dewi dan tak berkaitan dengan partai.
"Dewi Tanjung dia menjadi salah satu caleg (PDIP) tapi apa yang dilakukan tidak terkait dengan partai," ujar Hasto di The Sultan Hotel, Jakarta seusai HUT Golkar ke-55, Rabu malam, 6 November 2019.
Hasto berujar, anggota PDIP biasa menyuarakan pendapatnya. Hasto pun menyebut pandangan itu berpijak pada apa yang ada di masyarakat. "Berkaitan hal tersebut itu merupakan pribadi ya dari Dewi Tanjung," kata Hasto.
Laporan medis Novel dari Klinik Eye & Retina Surgeons, Singapura, pada 26 Mei 2017, mencatat bahwa Novel pertama kali datang ke klinik itu pada 12 April 2017. Saat itu, Novel dipindahkan setelah menjalani perawatan karena cedera kimia asam sulfat di Jakarta Eye Centre pada 11 April, pukul 5 pagi.
Laporan medis itu juga menuliskan ada luka bakar ringan sampai sedang pada wajah dan kelopak mata yang telah dirawat. Cedera kimiawi melibatkan kedua mata. "Ketajaman visualnya masing-masing adalah 6/24 dan 6/15 pada mata kanan dan kiri," tulis laporan medis itu.
Pada pemeriksaan, ada permasalahan 90 persen di bagian jaringan atas para epitel batas kornea yang hilang, karena adanya iskemik (terhambatnya aliran darah pada pembuluh darah mata yang mengakibatkan kematian jaringan) di limbal (batas warna pada kornea) yang terjadi pada mata kiri.
Pada mata kanan Novel Baswedan, kornea agak membengkak dengan lipatan membran descemet. Ruang bagian depan dalam dan kosong, dan tidak ada kekeruhan lensa. Di mata kiri tidak ada pembengkakan kornea, tetapi tercatat kekeruhan lensa capsular anterior.