Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Jazilul Fawaid: Sosialisasi Harus Sesuai Perkembangan Zaman

image-gnews
Diskusi Empat Pilar MPR di Media Center, Komplek Gedung MPR/DPR/DPD RI, Jakarta, 6 November 2019.
Diskusi Empat Pilar MPR di Media Center, Komplek Gedung MPR/DPR/DPD RI, Jakarta, 6 November 2019.
Iklan

INFO NASIONAL — Di hadapan puluhan wartawan, anggota MPR dari Kelompok DPD, Agustin Teras Narang, mengajak semua untuk menengok kembali ke masa lalu. Dikatakan, bangsa ini adalah bangsa yang besar. Sebelum ada Indonesia, wilayah negara ini merupakan kepulauan yang disebut dengan Nusantara. Di Nusantara ada berbagai kerajaan dan kesultanan, yang mana kekayaan atau sumber daya alam melimpah ada padanya. “Mereka beragam latar suku, agama, dan budaya,” ujarnya.

Dalam perjalanan waktu, ada keinginan seluruh potensi yang ada untuk menyatukan diri. Langkah awal dilakukan Budi Utomo pada tahun 1908. Lebih lanjut, Teras Narang dalam acara “Diskusi Empat Pilar MPR” yang digelar di Media Center, Kompleks Gedung MPR/DPR/DPD RI, Jakarta, 6 November 2019, menuturkan keinginan untuk bersatu, berbangsa, dan bernegara semakin kuat ketika Kongres II Pemuda pada 28 Oktober 1928 menyatakan satu nusa, bangsa, dan bahasa Indonesia. “Mereka juga hadir dengan beragam latar,” ucapnya.

Keinginan para pemuda tak berhenti di tahun 1928. Dasar kuat para pemuda dilanjutkan oleh Presiden Soekarno ketika pada 1 Juni 1945 menyampaikan pidato tentang Pancasila. Pidato yang dipaparkan oleh Soekarno, menurut Teras Narang sebagai dasar dari landasan berbangsa dan bernegara. Lagi-lagi disebut perjuangan tak berhenti di situ. Pada 17 Agustus 1945, Soekarno dan Hatta memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. “Itu juga berkat dorongan dari para pemuda,” ujar mantan Gubernur Kalimantan Tengah dalam diskusi yang bertema “Budaya Pancasila, Gotong Royong untuk Indonesia yang Maju” itu. Selepas Indonesia menyatakan diri lepas dari penjajahan, unsur terbentuknya negara semakin lengkap ketika UUD Tahun 1945 disahkan sebagai konstitusi.

Semua proses itu menurut Teras Narang tidak terjadi begitu saja, namun direncanakan secara terstruktur, sistemastis, dan massif. “Meski pelaku sejarahnya berbeda,” ucapnya. Dikatakan, kalau dilihat dari Pancasila dan UUD-nya, negara ini didirikan dengan tidak main-main. “Kalau kita bicara mengenai bangsa dan negara, maka tak bisa dilepaskan dengan soal sejarah dan budayanya,” ujarnya.

Ditegaskan Teras Narang, selepas Indonesia merdeka kita tak bisa duduk-duduk saja. Semua harus berjuang untuk mengisi kemerdekaan sehingga bangsa ini bisa lebih maju. “Kita bisa maju bila dilandasi dengan kebersamaan,” ujarnya.

Sebagai pria berdarah Dayak, Teras Narang mengandaikan Indonesia seperti “Huma Bentang”, rumah tradisional suku Dayak yang dihuni oleh puluhan kepala keluarga, di mana mereka memiliki beragam latar belakang. “Namun mereka bisa hidup rukun, damai, dan saling menghormati satu dengan yang lain. Mereka menghargai perbedaan,” ucapnya.

Dalam kesempatan yang sama, anggota MPR dari Fraksi PKS, Mulyanto, mengatakan semua harus menegaskan budaya Pancasila merupakan nilai-nilai luhur bangsa yang tetap relevan. “Jangan dikatakan tidak cocok atau di luar konteks,” ucapnya. Diakui, pada masa Orde Baru penanaman Pancasila di masyarakat dilakukan secara homogen dan militeristik, sehingga dalam era reformasi ada penolakan. Kekosongan penanaman Pancasila di era reformasi bertambah mengkhawatirkan ketika budaya global menggerus budaya gotong royong masyarakat.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Diakui, upaya untuk menjaga kehidupan berbangsa dan bernegara di tengah masyarakat semakin baik sehingga bangsa ini menuju titik seimbang. “Hal demikian tercipta dengan tetap mendasarkan pada Pancasila,” ujarnya. Kehidupan yang semakin baik itu dicontohkan oleh Mulyanto dengan cara pemilihan pimpinan MPR lewat musyawarah dan mufakat. “Ini merupakan teladan yang baik dari para pemimpin,” katanya. Bila pemimpin demikian, maka rakyat akan mengikuti contoh yang baik. Mulyanto berharap bangsa ini meski berbeda-beda namun tetap satu rumah, bersatu. “Pancasila tetap relevan,” ujarnya.

Wakil Ketua MPR, Jazilul Fawaid, yang juga menjadi pembicara dalam diskusi itu mengungkapkan bahwa menemukan lima sila dalam Pancasila itu tidak mudah. “Sehingga Pancasila selalu relevan,” ujarnya. Goyangan atau ancaman terhadap Pancasila, menurut pria asal Bawean, Kabupaten Gresik, Jawa Timur, ini bukan sekarang saja namun sudah ada sejak Pancasila dilahirkan. “Tetapi Pancasila selalu menang,” katanya.

Diakui, budaya yang hidup di tengah masyarakat selalu berubah. Perubahan budaya salah satu faktornya adalah dampak teknologi informasi. “Sekarang semua bisa dilakukan lewat aplikasi,” katanya. Teknologi yang sarat aplikasi ini menjadi budaya anak-anak muda. Nah, hadirnya teknologi yang semakin mudah dan canggih, di satu sisi menguntungkan namun di sisi yang lain sangat mengkhawatirkan. Menurut Jazilul, kelompok anti Pancasila menggunakan teknologi untuk menyebarkan paham yang bertentangan. “Mari kita gunakan teknologi untuk mensosialisasikan Pancasila,” ujarnya. Kemajuan teknologi menurut mantan aktivis PMII itu sebagai tantangan masa depan.

Tantangan terhadap Pancasila menurutnya tak hanya dari sisi teknologi. Money politic diakui juga sebagai tantangan. “Ini sangat berbahaya,” ucapnya. Money politic inilah yang menurutnya bisa mengubah budaya masyarakat. Untuk itu, dirinya merasa senang ketika pemilihan pimpinan MPR dilakukan lewat musyawarah. “Ini suatu hal yang positif,” katanya.

Dalam soal Sosialisasi Empat Pilar, Jazilul mengatakan hal demikian tak bisa dilakukan sendiri oleh MPR, namun harus mendapat dukungan semua pihak. “Sosialisasi harus dilakukan sesuai dengan perkembangan zaman, sehingga sosialisasi tak monoton,” ujarnya. (*)

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Bamsoet : Melayani dan Melindungi Pemudik Lebaran 2024

4 jam lalu

Bamsoet : Melayani dan Melindungi Pemudik Lebaran 2024

Pemerintah hendaknya segera memastikan kesiapan seluruh moda angkutan umum, baik darat, laut maupun udara, untuk melayani hampir 200 juta orang yang akan melakukan perjalanan mudik guna merayakan lebaran tahun 2024 ini.


Bamsoet Dukung Kerjasama PT JIO Distribusi Indonesia dan BAIC Internasional Hadirkan Mobil Jeep BAIC

18 jam lalu

Bamsoet Dukung Kerjasama PT JIO Distribusi Indonesia dan BAIC Internasional Hadirkan Mobil Jeep BAIC

Bambang Soesatyo mendukung masuknya Beijing Automotive Group melalui BAIC Internasional meramaikan pasar otomotif Indonesia.


Bamsoet Dorong Pengembangan Kendaraan Listrik Indonesia

22 jam lalu

Bamsoet Dorong Pengembangan Kendaraan Listrik Indonesia

Bambang Soesatyo mendukung tim Universitas Indonesia Supermileage Vehicle Team membuat serta mengembangkan kendaraan listrik di Indonesia.


Bamsoet Ajak Morgan Sports Car Club Tingkatkan Solidaritas Kebangsaan

1 hari lalu

Bamsoet Ajak Morgan Sports Car Club Tingkatkan Solidaritas Kebangsaan

Bambang Soesatyo mengajak komunitas otomotif memperbanyak kegiatan sosial guna membantu sesama.


Bamsoet Santuni Anak Yatim di HUT IMI ke 118

1 hari lalu

Bamsoet Santuni Anak Yatim di HUT IMI ke 118

Bambang Soesatyo menuturkan diusia ke-118 tahun, IMI akan terus menjadi wadah para pecinta otomotif yang memiliki visi dan misi bersama mengoptimalkan potensi IMI dengan semangat "Standing and Growing Together".


Bamsoet Apresiasi Bantuan FOCI dalam Kegiatan Sosial

3 hari lalu

Bamsoet Apresiasi Bantuan FOCI dalam Kegiatan Sosial

Bambang Soesatyo mengapresiasi pengurus dan anggota komunitas mobil sports Ferrari Indonesia yang mengisi kegiatan di bulan Ramadhan dengan melakukan kegiatan sosial guna membantu sesama.


Bamsoet Apresiasi Kiprah Politik-Bisnis Agung Laksono di HUT ke-75

5 hari lalu

Bamsoet Apresiasi Kiprah Politik-Bisnis Agung Laksono di HUT ke-75

Sebagai salah satu tokoh politik senior di Indonesia, berbagai profesi dan posisi penting, baik di partai politik, bisnis, pemerintahan hingga legislatif pernah diemban sosok Agung Laksono dengan baik.


Bamsoet Dorong Peningkatan Pembangunan Desa

5 hari lalu

Bamsoet Dorong Peningkatan Pembangunan Desa

Bamsoet menegaskan bahwa potensi desa sebagai lumbung pangan memiliki kontribusi penting dalam mengatasi kerawanan pangan.


Bamsoet Dukung Investor China Kembangkan Green Energy di Indonesia

7 hari lalu

Bamsoet Dukung Investor China Kembangkan Green Energy di Indonesia

Ketua MPR RI dukung investor Chinakembangkan green energy di Indonesia.


Bamsoet Apresiasi Mesin Pemilah Sampah Karya Komib

10 hari lalu

Bamsoet Apresiasi Mesin Pemilah Sampah Karya Komib

Bamsoet apresiasi inovasi mesin pemilah sampah oleh komunitas Karya Pelajar Mengabdi Bangsa Indonesia