TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi Saut Situmorang mengatakan prihatin dengan fitnah yang menyerang penyidik senior komisi antikorupsi Novel Baswedan. "Saya berdoa semoga yang bilang itu suatu saat dibalas oleh Tuhan ucapannya," kata Saut lewat pesan teks, Selasa, 5 November 2019.
Saut mengatakan tak akan membalas tuduhan itu dengan ucapan kasar. Dia mengatakan biar Tuhan yang balas. "Biar Tuhan saja yang membalasnya."
Sebelumnya, sejumlah pemilik akun media sosial di Twitter malah menuding adanya rekayasa dalam penyiraman air keras terhadap Novel. Akun-akun itu mencuit dengan narasi soal adanya skenario rekayasa di kasus Novel Baswedan.
"Mungkin dulu Novel Baswedan cuma kena tetes air keras, bukan disiram air keras macam vokalisnya saint loco yang mukanya melepuh semua," tulis pemilik akun @Agung***.
Tempo memperoleh salinan medical record Novel yang menyatakan bahwa Novel mengalami luka parah di dua matanya. Medical record itu berasal dari Eye and Retina Surgeon Singapore. Catatan tersebut menjelaskan bahwa Novel menjalani serangkaian perawatan karena kerusakan di kedua matanya.
Akun lainnya @Adel******** mengunggah video wawancara salah satu stasiun TV dengan Novel. Wawancara dilakukan ketika Novel sedang dibawa menggunakan kursi roda di lorong rumah sakit. Pengunggah menyatakan video itu ditayangkan pada 18 April 2017. Ia menilai bahwa kondisi mata Novel dalam video itu baik-baik saja.
Novel Baswedan mengatakan video wawancara itu diambil sebelum menjalani operasi mata osteo odonto keratoprosthesis--metode operasi bagi pasien dengan cidera kornea. Novel mengatakan bila orang melihat kondisi matanya sebelum operasi, pasti akan menganggap matanya baik-baik saja, tidak berwarna merah seperti sekarang dan bening seperti kelereng. "Tapi sebenarnya selnya justru sudah banyak yang mati dan fungsi melihatnya sangat kurang," kata dia.