TEMPO.CO, Jakarta - Terbaring di ranjang rumah sakit, sebelah mata penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi Novel Baswedan masih diperban. Tangan kanannya mengelus kepala bocah lelaki berjaket merah yang tidur tengkurap di perutnya. Momen itu terekam dalam sebuah foto sesaat setelah Novel menjalani operasi mata untuk kesekian kali di Singapura, akhir 2017.
"Ini operasi ketiga atau keempat sekitar Desember 2017," kata Novel melalui pesan singkat, Selasa, 5 November 2019. Novel bercerita bocah yang tidur di pangkuannya itu adalah Umar Novel Baswedan, anak bungsu dari lima anak Novel dan Rina Emilda. Umar adalah anak lelaki satu-satunya keluarga itu. Rina dan Umar menemani Novel menjalani operasi di Singapura. "Umar menemani saya operasi dan Umar memang suka dekat dengan saya," kata Novel diakhiri emoji senyum.
Novel menjalani sejumlah operasi mata di Singapura akibat disiram air keras oleh dua orang tak dikenal di dekat rumahnya, di Kelapa Gading, Jakarta Utara, pada 11 April 2017. Serangan itu mengenai kedua matanya, merusak mata kiri.
Laporan medis Novel dari Klinik Eye & Retina Surgeons, Singapura, pada 26 Mei 2017, mencatat bahwa mantan perwira Polri ini pertama kali datang ke klinik itu pada 12 April 2017. Novel dipindahkan setelah menjalani perawatan karena cedera kimia asam sulfat di Jakarta Eye Centre pada 11 April, pukul 5 pagi.
Laporan medis juga mencatat luka bakar ringan sampai sedang pada wajah dan kelopak mata yang telah dirawat. Cedera kimiawi melibatkan kedua mata. "Ketajaman visualnya masing-masing adalah 6/24 dan 6/15 pada mata kanan dan kiri," tulis laporan medis itu.
Hasil pemeriksaan menyatakan adanya masalah 90 persen di bagian jaringan atas para epitel batas kornea yang hilang, karena adanya iskemik (terhambatnya aliran darah pada pembuluh darah mata yang mengakibatkan kematian jaringan) di limbal (batas warna pada kornea) yang terjadi pada mata kiri.
Dokter Singapura yang merawat Novel awalnya menggunakan metode sel punca untuk memulihkan matanya. Namun, metode itu tak berhasil, sehingga harus dilakukan operasi mata osteo odonto keratoprosthesi. Hingga Januari 2019, sudah empat kali Novel menjalani metode operasi untuk memulihkan pasien dengan cidera di bagian kornea mata ini.
Hingga 2,5 tahun, kasus penyiraman air keras itu belum juga terungkap. Sejumlah pegiat antikorupsi menilai polisi dan pemerintah seperti tak serius mengungkap pelaku dan aktor intelektual penyerangan terhadap penyidik yang kerap menangani kasus korupsi kakap itu. Polisi beberapa kali membentuk tim, namun hasilnya hingga nihil. Jokowi bergeming dengan desakan membentuk tim gabungan pencari fakta independen.
Sejumlah pemilik akun media sosial di Twitter malah menuding adanya rekayasa dalam penyiraman air keras terhadap Novel. Akun-akun itu mencuit dengan narasi soal adanya skenario rekayasa di kasus Novel Baswedan.
"Mungkin dulu Novel Baswedan cuma kena tetes air keras, bukan disiram air keras macam vokalisnya saint loco yang mukanya melepuh semua," tulis pemilik akun @Agung***.
Akun lainnya @Adel******** mengunggah video wawancara salah satu stasiun TV dengan Novel. Wawancara dilakukan ketika Novel Baswedan sedang berada di atas kursi roda di lorong rumah sakit. Pengunggah menyatakan video itu ditayangkan pada 18 April 2017. Ia menuding bahwa kondisi mata Novel dalam foto itu baik-baik saja.