INFO NASIONAL — Krisis air bersih seakan menjadi masalah panjang yang tak kunjung usai di Kepulauan Seribu. Demi mengatasi hal ini, Pemprov DKI Jakarta sejak 2018 mulai mengandalkan teknologi Sea Water Reverse Osmosis (SWRO) di wilayah tersebut. SWRO diyakini mampu mengubah sifat air laut yang awalnya memiliki kandungan berbagai molekul, menjadi aman untuk diminum manusia.
Sea Water Reverse Osmosis atau sistem pengolahan air osmosis balik adalah salah satu teknologi pengolahan air laut menjadi air tawar yang paling sering digunakan untuk memenuhi kebutuhan air minum. Keistimewaan dari proses pengolahan air laut ini adalah mampu menyaring molekul yang lebih besar dari molekul air.
Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, mengatakan ia bersama jajarannya mulai membangun beberapa fasilitas SWRO di Kepulauan Seribu. "Alhamdulillah tahun kemarin (kami) sudah membangun empat fasilitas SWRO dan harapannya nanti kita akan bisa membangun (total) sembilan. Dari 11 pulau yang berpenghuni kita bangun sembilan SWRO," kata Anies.
Program pengembangan fasilitas SWRO sudah menjangkau 300 rumah dari total 1.000 rumah di Pulau Pramuka. “Nantinya, kita akan menjangkau semua rumah. Tahun kemarin sudah sepertiga, sedangkan dua per tiganya kita akan kerjakan tahun ini dan tahun depan," ujarnya.
Teknologi pengolahan air laut dengan sistem SWRO meliputi proses pemisahan atau penyaringan air laut berdasarkan ukuran molekul, yaitu partikel yang molekulnya lebih besar dari molekul air, seperti larutan garam atau mineral, zat organik tertentu, hingga bakteri, virus, dan lain-lain. Tetapi, misi utama pengolahan air laut dengan sistem SWRO adalah untuk menghilangkan larutan garam atau desalinasi.
Selain SWRO, Anies juga memperkenalkan fasilitas pengolahan sistem BWRO atau Brackish Water Reverse Osmosis yang juga akan dibangun pula di Kepulauan Seribu. Berbeda dengan sistem SWRO, alat itu berfungsi untuk mengubah air payau menjadi layak minum. "Kualitas air BWRO itu tidak kalah, bahkan katanya lebih baik daripada air-air yang diproduksi pada air kemasan yang selama ini kita beli di toko-toko," kata Anies. (*)