TEMPO.CO, Pagaralam - Dua pendaki Gunung Dempo, Pagaralam, Sumatera Selatan, yang hilang akhirnya ditemukan dalam keadaan meninggal oleh Relawan dan tim SAR, Ahad, 3 November 2019. Kedua korban hilang kontak sejak 15 Oktober yang lalu. Saat ini tim sedang menyiapkan upaya evakuasi dari Dempo untuk dibawah ke Pos komando di lereng gunung. "Informasi awal korban ditemukan di bibir puncak gunung," kata Komandan Pos Badan SAR Nasional kota Pagaralam Lettu Alparis. Zm. S.
Menurut dia, evakuasi akan menggunakan peralatan vertikal untuk mengangkat korban ke pelataran. Selanjutnya tim SAR dan Relawan akan menggunakan tandu untuk evakuasi ke bawah atau di posko. Sejauh ini Basarnas akan menurunkan personil. Selain itu tim akan diperkuat sekitar 50 orang personil dari berbagai pihak TNI/Polri, Relawan dan pecinta alam dari berbagai kampus dan sekolah.
Kamis lalu, Tim SAR gabungan secara resmi menghentikan upaya menemukan keberadaan dua pendaki Gunung Dempo di Pagaralam yang hilang kontak sejak 15 Oktober yang lalu. Kedua pendaki asal Muaro Bungo, Jambi, diketahui merupakan M. Fikri Sahdilah, (19) dan Jumadi (26) sudah berada di Pagaralam sejak 14 Oktober 2019.
Arindi, ketua tim relawan pencarian, mengatakan selama pencrian, tim telah menemukan beberapa petunjuk diantaranya tracking pool pendaki,kalung, dan baju.
"Selain itu tidak ada perkembangan atau barang yang terceecer yang di temukan," katanya, Jumat, 1 November 2019. Sesuai SOP, sampai hari ke 10 kemarin, sehingga pihak Basarnas menutup pencarian. Namun demikian kata Arindi dari unsur relawan dan unsur pecinta alam tetap melakukan pencarian sampai batas waktu tidak ditentukan. Dia berharap dalam waktu tidak lama lagi tim yang dia pimpin bisa menemukan keberadaan kedua pendaki.
Sementara itu, PJ. Sekda kota Pagaralam, Samsul Bahri Burlian mengatakan untuk menghindari pengulangan peristiwa, pendaki diminta melapor dengan petugas di kampung 4 kelurahan gunung Dempo. Hal itu penting agar pendaki tercatat resmi dan termonitor petugas. Sehingga bila pendakian melampaui waktu, dapat diambil langkah-langkah penyelamatan. Selain itu dapat diberikan pengarahan tentang keselamatan, larangan perbuatan selama pendakian, pengecekan kelayakan perlengkapan dan perbekalan. "Disarankan untuk mengajak penunjuk jalan, penduduk lokal yang berpengalaman," katanya.