TEMPO.CO, Pangkalpinang - Sekitar 50 orang penambang timah ilegal yang beraktivitas di kawasan Hutan Lindung Geosite Tanjung Siantu, Belitung, mengamuk dan menyerang Satpol PP. Mereka tidak terima ditertibkan tim gabungan yang dipimpin oleh Wakil Gubernur Bangka Belitung Abdul Fatah pada Sabtu Siang, 2 November 2019.
Penambang yang tidak terima peralatan tambang mereka dibongkar petugas langsung bertindak anarkistis dengan merusak dan memecahkan kaca mobil tim gabungan. Bahkan Abdul Fatah menjadi sasaran makian para penambang. Puluhan orang anggota Satpol PP juga mendapat pukulan dengan kayu hingga menderita luka. Enam diantaranya sudah dirawat di RSUD Marsidi Judono.
Kepala Satpol PP Bangka Belitung, Yamoa Harefa, mengatakan saat ini anggotanya masih di lokasi dan belum bisa keluar. Lebih dari 27 anggota Satpol PP menderita luka.
"Yang masih tertahan di lokasi sekitar 27 orang. Sementara yang sudah di rumah sakit saya belum tahu. Saya masih mengurus anggota saya dulu," ujar Yamoa kepada Tempo, Sabtu Malam, 2 November 2019.
Yamoa mengatakan seluruh peralatan operasional, pribadi hingga seragam dilucuti para penambang dan dibakar, seperti handphone, motor, dan peralatan lain. "Seluruh mobil tim gabungan juga dipecahkan kaca. Mobil Wagub selain kaca pecah, ban mobil juga dirusak," ujar Yamoa.
Dia menuturkan hingga malam ini dia dan anggotanya masih mengupayakan keluar dari lokasi. Bantuan personel dari kepolisian, kata dia, sudah tiba dan mengupayakan tim bisa keluar.
"Untuk Pak Wagub sudah diamankan dan dibawa keluar. Kami masih mengurus anggota yang terluka dan kelelahan. Darah dimana-mana bahkan hingga di dalam mobil," ujar dia.