INFO NASIONAL — Upaya pemerintah mempercepat pengurangan kemiskinan perlu kontribusi dari semua elemen masyarakat. Menteri Sosial (Mensos), Juliari P. Batubara, mengapresiasi berbagai bentuk kontribusi masyarakat terhadap kebijakan pemerintah tersebut.
“Saya apresiasi semua usaha masyarakat yang bersama-sama dengan pemerintah mempercepat pengurangan kemiskinan. Akan lebih bagus kalau usaha pengurangan kemiskinan oleh masyarakat itu, dilakukan kekuatan lokal masyarakat di mana miskin berada,” kata Mensos, di Jakarta, pada Jumat, 1 Novemebr 2019.
Pernyataan Mensos terkait dengan sosok Kapten Budi Soehardi, tokoh yang bertamu ke ruang kerja Mensos, pada Kamis lalu. Ia adalah seorang mantan pilot yang rela melepas pekerjaannya yang mapan, kemudian beralih mengolah tanah gersang di Nusa Tenggara Timur (NTT) menjadi lahan produktif.
Dalam pertemuan itu, Mensos didampingi Staf Ahli Menteri Bidang Teknologi Kesejahteraan Sosial, Harry Z. Soeratin, dan Staf Ahli Menteri Bidang Perubahan dan Dinamika Sosial, Asep Sasa Purnama.
Budi Soehardi merupakan sosok langka yang rela melepaskan pekerjaan dengan gaji besar dan fasilitas mewah. Kemudian, beralih kepada pemberdayaan warga kurang mampu dengan mengolah lahan gersang menjadi lahan produktif.
“Pengolahan lahan ini ternyata berhasil mengubah lahan gersang menjadi lahan produktif yang bisa ditanami. Bahkan, dari hasil cocok tanam, Pak Budi bisa membantu meningkatkan pendapatan masyarakat setempat. Ini cara mengatasi kemiskinan dengan pemberdayaan, bukan dengan charity,” ucap Mensos.
Mensos memuji langkah yang sudah dilakukan Budi. Menurutnya, apa yang dilakukan Budi sejalan dengan harapan Presiden Joko Widodo agar kita terus mempercepat penjangkauan dan pelayanan terhadap kebutuhan masyarakat di seluruh wilayah pelosok negeri.
“Bentuk kerja sama dalam pemberdayaan masyarakat harus disesuaikan dengan masing-masing daerah,” ujar Mensos.
Melalui apa yang dilakukan Budi, masyarakat NTT tidak perlu pergi ke luar daerah untuk mengembangkan keahliannya. Mereka cukup menerima bimbingan dari fasilitator yang datang langsung ke daerah mereka.
“Dengan kemampuan dan kesediana memberdayakan kepada sesama, maka masyarakat tidak hanya keluar dari status pra-sejahtera tetapi juga dapat bermanfaat dengan menggunakan kemampuan dan keahlian yang dimiliki,” kata Mensos.
Budi Soehardi telah mengembangkan daerah ekowisata di Desa Oenaek, NTT. Sebelumnya kawasan ini dikenal sebagai kawasan kering dan tak bisa ditanami karena curah hujan rendah dan tanah daerah ini bercampur batu.
Namun, Budi Soehardi mengolah tanah di sini dan mengatasi kekurangan air dengan membuat kolam besar yang dikenal dengan nama Embung Tesabela di Desa Oenaek, NTT. Embung Tesabela mendapatkan air dari menampung air hujan dengan kapasitas hingga 12 ribu meter kubik. (*)