Pernyataan anda yang menyebut ‘Bukan Menteri Agama Islam’ menuai kontroversi. Salah satu petinggi PP Muhammadiyah mengkritik Anda, karena historis Kementerian Agama disebut memang untuk mengakomodir kepentingan umat Islam sebagai kompromi atas hilangnya tujuh kata dalam Piagam Jakarta?
Salah itu, ndak ada pemikiran gitu. Memang bertahap itu munculnya, hindu, budha muncul belakangan, paling terakhir itu konghucu. Jangan dikaitkan dengan Piagam Jakarta. Saya kira, kita punya ide yang sama kok. Bagaimana membuat semua agama ini menjadi punya kebebasan beragama dan diperhatikan kepentingan ibadahnya, meskipun semua ada batas-batas toleransinya.
Berarti, apa maksud pernyataan Anda itu?
Saya hanya ingin mengayomi semua agama yang ada di Indonesia. Jadi, jangan sampai ada yang berpikir saya hanya memukirkan Agama Islam saja. Enggak. Kalau saya banyak melakukan pendekatan dari aspek Islam, itu karena mayoritas penduduk kita beragama Islam. Tapi, semua harus diayomi. Itulah Indonesia.
Sebagian Kiai NU menyatakan protes dan kecewa atas penunjukan Anda. Bagaimana Anda merangkul mereka?
Di Kementerian Agama ini paling banyak dari NU. Saya punya Wakil Menteri juga dari NU. Jadi, enggak ada masalah. Kita kerja sama-sama, misi kami sama kok. Bagaimana membangun umat dan bangsa ke depan. Apalagi NU, komitmennya membangun bangsa ini kan luar biasa.
Bagaimana hubungan Anda dan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto di kabinet?
Wah senang. Kalau dengan Prabowo, kami dari dulu itu professional. Kami tahu posisi masing-masing. Dulu dia di posisi mana, saya di posisi mana, tapi tetap saja kalau ketemu ketawa-ketawa aja. Kita tahu posisi masing-masing, kita kan sudah tua-tua. Sudah berapa kali kami bertemu, asyik. Saya, beliau, dan Pak Luhut bersama-sama di depan Pak jokowi. Presiden senang melihat kami.
Masih banyak yang meragukan kemampuan Anda memimpin Kementerian Agama, bagaimana reaksi Anda?
Senang banget saya. Challenge. Tantangan baru. Ilmu agama saya memang tidak setinggi kiai-kiai, tapi saya punya banyak pengalaman menghadapi banyak manusia sejak bertugas sebagai tentara dari ujung Aceh sampai ujung Papua. Mudah-mudahan pengalaman saya itu bisa membawa saya untuk memimpin kementerian agama ini, bersama-sama dengan teman-teman, untuk berbuat lebih banyak lagi untuk bangsa ini.