Temuan Setara Institute, selain individu dan warga setempat, Ormas Islam menjadi aktor yang paling banyak melanggar kebebasan beragama dan berkeyakinan ini. Apa sikap Anda terhadap ormas-ormas itu?
Ya itu kan ada aturannya sendiri. Ormas kan ada batas waktunya. Kalau memang dianggap mengganggu persatuan dan kesatuan bangsa, ya jangan diperpanjang.
Anda akan berkunjung ke ormas-ormas?
Pasti. Awal bulan depan, sudah dijadwalkan ke beberapa tempat seperti MUI, PBNU, dan Muhammadiyah. Termasuk juga, ke organisasi Kristen Protestan, Katolik, Hindu, Budha, dan Konghucu.
Bagaimana dengan FPI?
Iya Habib Rizieq (Pendiri FPI) itu sahabat saya dulu, tapi waktu dia belum ngomong aneh-aneh. Dulu, dia menikahkan anak tiga kali, tiga-tiganya saya hadir. Sekarang dia ngomong aneh-aneh, ya enggak sahabat lagi. Saya pernah mau minta ketemu dia, ada yang bilang beliau enggak mau ketemu, karena saya mendukung Pak Jokowi. Loh, aneh dong dia. Apa kaitannya sama itu? Kalau silahturahmi putus karena saya mendukung Jokowi, ya silakan saja.
Bagaimana upaya Anda meningkatkan kualitas pelayanan jamaah haji Indonesia?
Kalau haji, terus kami evaluasi agar semakin baik. Menteri Perhubungan sudah minta waktu bertemu membahas masalah haji ini. Kalau ini haji kewajiban kita bersama lah, harus betul-betul diurus dengan hati nurani, karena tanggung jawabnya bukan hanya kepada jamaah, tapi kepada Tuhan. Kalau soal kuota, urusan pemerintah Arab Saudi. Tapi, saya mempertimbangkan berbagai masukan. Misalnya, ada yang menyarankan diperhatikan faktor usia, kalau usia 70-80 tahun, jangan disuruh tunggu 20 tahun, nanti udah game over duluan.
Bagaimana dengan pembenahan pendidikan pesantren?
Saya baru saja membahas itu. Kurikulumnya akan betul-betul kami dibenahi, pengajarnya juga harus diwaspadai dan buku-buku ajaran tambahan dari luar pesantren harus benar-benar diseleksi.