Masih sewaktu Idham menjabat Kapolda Metro Jaya, lanjut Rivanlee, Kontras mencatat setidaknya terdapat 121 kasus kekerasan yang dilakukan anggota kepolisian dalam daerah yurisdiksi Polda Metro Jaya. Data ini merupakan hasil pemantauan Kontras selama Agustus 2017-Desember 2018.
Dari angka itu, sebanyak 90 di antaranya merupakan kasus penembakan, 16 kasus pembubaran paksa, 9 kasus penganiayaan, 7 kasus intimidasi, 3 kasus kriminalisasi, 3 kasus penyiksaan, 3 kasus penangkapan sewenang-wenang, dan 1 kasus pemerasan.
"Dari catatan tersebut kami khawatir terpilihnya Idham Azis ini tidak akan berbeda jauh, proses penanganan suatu peristiwa lebih mengedepankan penindakan," ujar Rivanlee.
Adapun saat Polri dipimpin Tito Karnavian, Kontras mencatat terdapat setidaknya 423 peristiwa penembakan yang mengakibatkan 435 jiwa luka-luka dan 229 tewas dalam kurun waktu Juni 2018-Mei 2019. Selain itu, ada pula 57 peristiwa penyiksaan yang kebanyakan (51 di antaranya) bertujuan memaksa pengakuan korban.
Dari segi jaminan atas kebebasan berpendapat, Kontras menemukan setidaknya terjadi 74 kasus peristiwa pembubaran aksi dengan 678 orang ditangkap dan 66 orang luka-luka. Angka ini belum ditambah peristiwa aksi massa 23-30 September yang juga ditangani polisi dengan represif.
Idham Azis terpilih menjadi Kapolri menggantikan Tito Karnavian yang didapuk menjadi Menteri Dalam Negeri di kabinet Joko Widodo-Ma'ruf Amin. Idham telah menjalani uji kepatutan dan kelayakan (fit and proper test) di Komisi Hukum Dewan Perwakilan Rakyat dan disetujui secara aklamasi.