TEMPO.CO, Jakarta - Komisaris Jenderal Idham Azis diharapkan serius menangani serangan teror yang menyasar pimpinan dan pegawai Komisi Pemberantasan Korupsi. Harapan ini diungkapkan KPK setelah DPR menyetujui pengangkatan Idham sebagai Kapolri pada Rabu kemarin.
"Harapan dari KPK selain kerja sama antar lembaga penegak hukum lebih kuat, yang juga sangat penting adalah kita perlu secara serius menyikapi upaya-upaya serangan dan teror terhadap penegak hukum," kata juru bicara KPK Febri Diansyah, di kantornya, Jakarta, Rabu, 30 Oktober 2019.
Febri menyebutkan aksi teror yang belum terungkap hingga sekarang adalah serangan ke rumah dua pimpinan KPK, Agus Rahardjo dan Laode M Syarif. Rumah Agus diteror bom palsu, sementara rumah Syarif dilempar oleh bom molotov pada awal Januari 2019.
Selain itu, kasus lain yang belum diungkap ialah penyiraman air keras terhadap penyidik KPK Novel Baswedan. Sebagai Kepala Bareskrim Polri, Idham mengepalai tim teknis polri yang bertugas merampungkan penyelidikan kasus Novel.
Presiden Joko Widodo memberikan waktu 3 bulan kepada tim ini untuk menangkap pelaku penyerangan Novel. Tenggat itu akan habis pada akhir Oktober ini.
KPK berharap terpilihnya Idham menjadi Kapolri bisa mendorong kasus ini diselesaikan. Tak hanya pelaku lapangannya, kata Febri, KPK berharap polisi juga menemukan dalang penyerangan. "Harapannya tentu juga sampai ke siapa yang menyuruh," kata dia.