TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Panitia Peringatan Hari Santri PWNU Jawa Timur Abdussalam Shohib mengatakan tidak akan mengundang Menteri Agama Fachrul Razi ke puncak peringatan Hari Santri pada 27 Oktober mendatang. Menurut dia, panitia belum tahu apakah Fachrul pernah nyantri atau tidak.
Alasannya, undangan acara itu hanya dikhususkan bagi tokoh yang pernah nyantri dan santri, termasuk Wakil Presiden Ma’ruf Amin. “Kami belum pernah melihat Pak Menteri Agama ini sarungan dan menjadi pengurus NU. Jadi untuk peringatan Hari Santri NU Jawa Timur tahun ini beliau belum dulu kami undang. Mungkin tahun depan kami undang,” ujar Abdussalam.
Abdussalam berujar puncak peringatan Hari Santri bertema Santri Culture Night Carnival akan digelar di PWNU Jawa Timur. Semua kepala daerah, pejabat pemerintahan dan politikus yang pernah menjadi santri diundang. “Semua kami undang,” katanya.
Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama Robikin Emhas mengatakan PBNU banyak menerima pertanyaan dari ulama berbagai daerah tentang menteri agama yang tak dijabat kader NU. Menurutnya, bila disimpulkan, berbagai pertanyaan itu bernada kecewa.
“Andaikata bukan kiai, nadanya pasti protes. Tapi karena ini kiai, dengan adab yang tinggi, bahasanya tak begitu,” ujar Robikin usai kegiatan sosialisasi Undang-Undang Pesantren di kantor Pengurus Wilayah NU Jawa Timur, Kamis sore, 24 Oktober 2019.
Robikin mengungkapkan baru saja mengadakan pertemuan dengan pengurus NU se-Mataraman (Jawa Timur bagian selatan), kiai dan masyayikh di Pondok Pesantren Al Falah, Ploso, Kabupaten Jombang, Kamis siang, 24 Oktober 2019.
Menurut Robikin, selain membahas keorganisasian, pertemuan itu juga membicarakan situasi politik mutakhir.
Saat ditanya apakah soal jatah menteri agama kabinet Jokowi-Ma’ruf yang bukan berasal dari kalangan NU juga dibahas dalam pertemuan itu, Robikin hanya tersenyum. “Ya beliau-beliau ngobrol, menyampaikan pendapat dan juga harapan,” kata Robikin.