TEMPO.CO, Jakarta - Salah satu kejutan susunan kabinet baru Presiden Jokowi adalah Jenderal TNI (Purn) Fachrul Razi sebagai menteri agama. "Selanjutnya yang kesembilan Bapak Fachrul Razi sebagai Menteri Agama," ujar Presiden Jokowi saat mengumumkan menteri kabinet di Istana Negara, Rabu 23 Oktober 2019.
Fachrul menjadi menteri agama dari kalangan militer pertama setelah reformasi. Selain berpesan tentang program keagamaan, Jokowi mengingatkan Fachrul tentang deradikalisasi. "Ini urusan di bawah beliau," kata Jokowi.
Sebelum Fahchrur, dua Menteri Agama di masa Orde Baru berasal dari kalangan militer. Alamsyah Ratu Perwiranegara adalah menteri Agama pada 1978-1983 pada kabinet Pembanguan III Presiden Soeharto.
Dalam laporan Majalah TEMPO edisi 8 April 1978, Alamsyah rutin mengunjungi berbagai sekolah hingga institusi pendidikan tinggi khusus keagamaan, mulai dari pondok pesantren hingga Institusi Injil Indonesia di Batu, Malang saat itu. Latar belakang Alamsyah dari militer membuat suasana penyambutan Alamsyah berbeda dengan menteri agama sebelumnya.
Seperti di Pondok Tambak Beras Jombang, Alamsyah disambut dengan lagu Selamat Datang, bukan kasidahan yang ditampilkan saat kedatangan menteri agama. "Keadaan pondok pesantren ternyata jauh lebih maju dan lebih baik dari yang kita perkirakan, saya kira santri putrinya masih memakai cadar dan sebagainya, ternyata sudah ada yang berpakaian pramuka segala," kata dia.
Alamsyah berkali-kali menyatakan bahwa kedatangannya bukan untuk menyuruh memperdalam fikih atau syari'ah. "Itu bukan bidang saya. Saya hanya mengatur bagaimana politik memajukan agama," ujarnya di Pondok Tebu Ireng saat itu.
Alamsyah lahir di Kotabumi, Lampung Utara, Lampung, 25 Desember 1925. Ia telah memulai karir militer sejak 1945 dengan pendidikan militer Gyu Gun. Setahun kemudian Alamsyah menjadi Wakil Ketua Badan Keamanan Rakyat Lampung Utara.