INFO NASIONAL — Warga Jakarta kini tak lagi kesulitan dalam menggunakan transportasi umum. Sejak diresmikan pada 1 Oktober 2018 oleh Gubernur Provinsi DKI Jakarta, Anies Baswedan, Jak Lingko menjadi primadona baru pelayanan sistem transportasi terintegrasi bagi seluruh warga Jakarta.
Jak Lingko merupakan sistem transportasi terintegrasi baik rute, fisik (prasarana), maupun pembayarannya. Integrasi ini tidak hanya melibatkan antarbus besar, medium, serta kecil dan TransJakarta, tetapi juga transportasi berbasis rel yang dimiliki Pemerintah Provinsi DKI Jakarta seperti MRT dan LRT.
Selain itu, sistem Jak Lingko juga mengintegrasikan prasarana dengan PT KCI (KRL) dan Railink (Kereta Bandara) yang dimiliki PT KAI. Contoh integrasi ini dapat dilihat di kawasan Dukuh Atas, di mana terdapat empat moda transportasi umum yang terkoneksi secara fisik di jalur pedestrian terowongan Jalan Kendal dan trotoar yang nyaman, khususnya bagi para penyandang disabilitas.
Nama Jak Lingko diambil dari dua kata, yaitu Jak yang berarti Jakarta dan Lingko yang bermakna jejaring atau integrasi (diambil dari sistem persawahan tanah adat di Manggarai, Nusa Tenggara Timur). Nama ini dipilih karena mencerminkan makna sistem transportasi terintegrasi yang sedang dibangun di Ibu Kota.
Pemprov DKI Jakarta menargetkan 10.047 armada armada kecil, sedang, serta besar terintegrasi Jak Lingko dan akan segera diremajakan tahun depan. "Upaya kami untuk memperbaiki kualitas-kualitas udara tentunya tidak hanya dari upaya memperbaiki layanan angkutan umum dengan melakukan peremajaan. Di dalam Ingub pun masih ada beberapa tugas yang dibebankan ke Dinas Perhubungan untuk segera direalisasikan dalam waktu dekat," ujar Kepala Dinas Perhubungan Provinsi DKI Jakarta, Syafrin Liputo.
Selain itu, sistem pembayaran yang bersifat cashless dan bertarif maksimal Rp 5.000 per tiga jam, warga Jakarta bisa nikmati transportasi berbasis jalan tersebut.
Misalnya, kamu naik bus TransJakarta pukul 07.00, lalu naik angkot yang sudah berlogo Jak Lingko pukul 08.30, dan kembali naik bus TransJakarta pukul 10.00, maka saldo dalam kartu Jak Lingko kamu akan berkurang Rp 5.000.
Kartu Jak Lingko seharga Rp 30.000 yang bersaldo Rp 10.000 dapat diisi ulang melalui ATM Bank DKI dan BNI. Dengan kemudahan itu, target penumpang angkutan umum di Jakarta mencapai 260 juta orang pada 2019, bertambah dari 145 juta penumpang pada 2017 dan 190 juta orang pada 2018. Di samping mengurangi polusi udara dengan berpindah dari kendaraan pribadi ke transportasi umum, kemacetan juga berkurang dari nomor empat menjadi ketujuh di dunia.
Integrasi ini diperkuat dengan adanya kolaborasi bersama dengan Forum Diskusi Transportasi Jakarta (FDTJ) dan komunitas kreatif Kreavi, untuk memasang papan informasi seputar transportasi publik di 28 halte non-BRT Koridor Sudirman.
“Dengan semangat integrasi transportasi, teman-teman FDTJ yang ingin berkontribusi terhadap layanan transportasi umum di Jakarta. Kami ingin adan peta integrasi dan signage. Sehingga dengan semangat integrasi dari Jaklingko, setiap BUMD transportasi akan saling kompak dalam informasi transportasi umum,” ujar Pendiri Forum Diskusi Transportasi Jakarta, Adrianus Satrio Adi Nugroho.
Informasi yang dipasang tersebut berupa peta, penanda (signage), dan penunjuk jalan (wayfinding) untuk memudahkan masyarakat maupun turis mancanegara dalam menggunakan kendaraan umum di Jakarta. Gubernur Provinsi DKI Jakarta, Anies Baswedan, menyampaikan pemasangan informasi transportasi publik ini merupakan kolaborasi yang serius antara Pemprov DKI Jakarta dengan warga dalam mewujudkan konsep City 4.0 di Ibu Kota.
Kartu Jak Lingko dapat dibeli di halte Transjakarta dan bus kecil Jak Lingko. Informasi lokasi penjualan kartu Jak Lingko akan selalu di-update di media sosial Transjakarta.
Untuk informasi lebih lanjut, kamu dapat menghubungi call center Transjakarta 1500-102 atau mention akun twitter resmi Transjakarta @PT_Transjakarta, Pemprov DKI Jakarta @DKIJakarta, MRT Jakarta @mrtjakarta, LRT Jakarta @lrtjakarta dan Jakarta Smart City @JSCLounge. (*)