TEMPO.CO, Malang - Jumlah pengungsi akibat angin kencang bercampur debu yang melanda tiga desa di Kecamatan Bumiaji, Kota Batu, Jawa Timur, bertambah dari ratusan jiwa menjadi seribuan jiwa. Pusat Pengendalian dan Operasi Penanggulangan Bencana (Pusdalops-PB) BPBD Kota Batu mencatat hingga pukul 23.30 WIB, sebanyak 1.216 penduduk dievakuasi ke sejumlah pos pengungsian. Jumlah ini melonjak dari 550 jiwa yang tercatat pada Ahad, pukul 19.30 WIB.
Angka penduduk yang dievakuasi itu sekitar separuh dari 2.500 pengungsi. “Evakuasi masih terus berjalan dan jumlah pengungsi bisa bertambah lagi,” kata Kepala Seksi Logistik dan Kedaruratan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Batu Achmad Choirur Rochim Rochim, Senin, 21 Oktober 2019.
Angin kencang melanda Desa Sumber Brantas, Desa Gunungsari, dan Desa Sumbergondo mulai Sabtu malam, 19 Oktober 2019, pukul 23.30 WIB. Angin ribut itu kembali beberapa kali pada Ahad siang. “Hingga tadi malam angin kencangnya masih muncul.”
Terjangan angin kencang bercampur debu itu merobohkan 23 rumah, 13 warung, merusak fasilitas umum, mengganggu jaringan komunikasi, menumbangkan beberapa tiang listrik dan lampu penerangan jalan umum, serta menumbangkan banyak pohon.
Dampaknya, hampir 100 persen aktivitas warga di wilayah Desa Sumber Brantas lumpuh. “Hanya petugas gabungan penanggulangan bencana yang diperbolehkan berada di lokasi bencana,” kata Rochim.
Kerusakan terparah dialami warga desa yang mendiami Jurangkuali dan Lemahputih, dua dusun di Desa Sumber Brantas yang berdekatan dengan objek wisata air panas Cangar. Lokasi ini merupakan penghubung antara wilayah Kota Batu dengan wilayah Kecamatan Pacet, Kabupaten Mojokerto.
Selain korban harta, seorang warga bernama Sodiq dilaporkan meninggal. Warga Desa Gunungsari, Kecamatan Bumiaji, ini meninggal tertimpa pohon. Selain itu banyak warga yang mengeluhkan sesak napas akibat terpapar debu dan pasir yang tersapu angin.