INFO NASIONAL — Pada hari terakhirnya menjabat sebagai Menteri Ketenagakerjaan (Menaker), Muhammad Hanif Dhakiri, mengungkapkan apresiasi tinggi pada jajaran yang dipimpinnya selama ini di Kementerian Ketenagakerjaan sejak 2014 hingga 2019. "Hari ini, Jumat, 18 Oktober 2019 menjadi hari terakhir saya berkantor di Kemnaker," ujarnya.
Pada kesempatan tersebut, Menaker juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah bekerja bersama untuk kemajuan bangsa. "Saya senang bisa menjadi bagian dari Kemnaker. Saya mohon maaf bila ada salah atau khilaf selama berada di Kemnaker," katanya.
Hanif bahagia pernah menjadi bagian Kemnaker karena bisa bergerak maju dan melakukan perubahan di berbagai sektor. Selain aspek teknis dan birokrasi mengalami perbaikan, Kemnaker juga berhasil meraih Opini WTP dari BPK.
"Maju itu bagus namun jauh lebih baik bila kemajuan ini membuat posisi kita berada di depan. Tidak sekadar maju karena meskipun kita sudah maju namun yang lain lebih maju, kita tetap tertinggal," ujarnya berpesan.
Di hari terakhir kerjanya pun Hanif masih melakukan satu langkah maju. Menaker berkesempatan meresmikan Kick Off 5S Budaya Produktif Maju Bersama Membangun SDM Unggul. "5S ini menjadi prinsip menciptakan lingkungan kerja rapi dan sehat untuk menunjang produktivitas," katanya.
Dijelaskan lebih lanjut oleh Direktur Jenderal Pembinaan, Pelatihan, dan Produktivitas Kemnaker, Bambang Satrio Lelono, bahwa konsep 5S ini sendiri diadopsi dari budaya Jepang. "5S adalah Sisih, Susun, Sasap, Sosoh, dan Suluh," katanya.
Menurutnya, salah satu penerapan konsep 5S di internal Kemnaker adalah dengan mengajak seluruh karyawan menjaga budaya kebersihan kelestarian di tempat kerjanya.
Kick Off 5S ini juga menjadi rangkaian peringatan Sumpah Pemuda. Selain komitmen bersama dalam melakukan 5S, terdapat beberapa kegiatan lain seperti fun bike, senam pagi, dan berbagai hiburan. Menaker Hanif dan jajaran Kemnaker bersama-sama bersepeda dengan rute dalam Kota Jakarta.
Tak lupa, Menaker berpesan agar menjaga komitmen, kesetiaan, dan loyalitas pada Pancasila dan NKRI. "Karena kunci dalam membangun adalah persatuan dan kesatuan," ujarnya. (*)