TEMPO.CO, Jakarta - Sejumlah masyarakat menggelar unjuk rasa di pelabuhan penyeberangan kapal di Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur pada Rabu siang, 6 Oktober 2019. Aksi ini berujung anarkis. Massa membakar sejumlah fasilitas.
Kepala Bidang Humas Kepolisian Daerah Kalimantan Timur Ajun Komisaris Besar Ade Yaya Suryana mengatakan mulanya unjuk rasa ini diikuti sekitar 100 orang. Namun, semakin sore jumlahnya bertambah mencapai 300 orang.
"Sementara hanya pembakaran rumah, kios, dan fasilitas penyeberangan pelabuhan yang terbakar. Saat ini sudah terkendali," kata Ade kepada Tempo pada Rabu, 16 Oktober 2019.
Ade menjelaskan aksi massa ini terkait kasus penusukan terhadap dua pemuda yaitu Rian dan Chandra di Pantai Nipah-Nipah, Kecamatan Penajam, Kabupaten Penajam Paser Utara. Peristiwa itu terjadi pada Rabu malam, 9 Oktober 2019 pukul 23.00 WITA.
Atas peristiwa itu, Rian mengalami luka berat, sedangkan Chandra meninggal pada Kamis, 10 Oktober 2019 sekitar pukul 01.00 WITA di Rumah Sakit Aji Putri Botung (RSAPB) PPU.
Ade mengatakan unjuk rasa hari ini menuntut penangkapan pelaku penusukan. Padahal, polisi sudah menahan tiga tersangka berinisial RZ, MS, dan DR.
Ade menyebut sudah berdialog dengan kepolisian dan peserta aksi. Ade pun mengatakan Kapolda Kalimantan Timur sudah berdialog dengan tokoh masyarakat pada Selasa, 15 Oktober 2019 untuk meredakan situasi setelah penikaman.
Terkait tuntutan massa, Ade mengatakan mereka tak satu suara dengan kepolisian dan banyak keinginan yang tak terfasilitasi oleh aparat. "Misalnya minta ketemu tersangka. Kan polisi enggak bisa mengikuti semua keinginan. Kan ada tata caranya," ujarnya
Hingga saat ini pihak kepolisian belum menahan peserta aksi karena masih melakukan pendinginan situasi keamanan dan ketertiban. Kepolisian juga masih berusaha berdialog dengan tokoh masyarakat untuk mempercayakan sepenuhnya proses penegakan hukum kepada kepolisian.
Dia pun mengimbau masyarakat Penajam Paser agar tak berunjuk rasa di luar koridor hukum. "Kami memberikan jaminan keamanan kepada masyarakat di Penajam agar dapat melakukan aktifitas sehari-hari tanpa ada ketakutan," ujarnya.