INFO NASIONAL — Kinerja Pegawai Negeri Sipil (PNS) semakin disorot seiring pemberlakuan Peraturan Pemerintah No. 30 Tahun 2019. Penguasaan teknologi guna menciptakan sumber daya manusia (SDM) unggulan, serta penilaian 360 derajat menjadi tonggak penting demi tercapainya visi Indonesia Maju pada 2045.
Untuk menyelaraskan visi dan misi ini, Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemenpan RB) menggelar sosialisasi dengan tema "Akselerasi Implementasi Merit Sistem Berbasis Manajemen Kinerja" di Jakarta, 16 Oktober 2019.
Penilaian 360 derajat memungkinkan bawahan atau rekan kerja memberi penilaian kinerja kepada atasan. “Jadi yang menilai bisa atasan, rekan kiri kanan, dan bawahan. Rekan kiri kanan ini yang terkait proses kerja kita, mereka secara objektif diminta menilai. Berbeda dengan dulu, kalau baik ke atasan ya sudah, selesai," ujar Deputi SDM Kemenpan RB, Setiawan Wangsaatmaja.
Sistem ini dipercaya menjadikan kinerja semakin efektif, karena dinilai dengan objektif, terukur, akuntabel, partisipatif, dan transparan. Evaluasi pun akan dilakukan setahun sekali. PNS berkinerja buruk bakal mendapat sanksi.
“Kalau tidak mencapai kinerjanya nanti diberi remedial, lalu dalam enam bulan dilihat hasilnya. Kalau tetap tak mencapai kinerja siap-siap ada sanksi disiplin yang berpengaruh pada tunjangan kerja,” kata Setiawan.
Kinerja PNS juga disyaratkan memiliki pengetahun teknologi berbasis IT (Informasi Teknologi) dan mempunyai wawasan global. Penerapan ke arah digitalisasi dapat dilihat saat seleksi Calon Pegawai Negeri Sipil. Peserta dari daerah terpencil bisa mendaftar dengan mudah tanpa perlu datang ke panitia pusat atau daerah.
Pentingnya penguasaan teknologi menjadi keharusan di era revolusi industri 4.0 karena terjadi shifting dan kompetensi dari manual ke digital. Perubahan bukan hal baru untuk ASN. Berdasarkan data, 355 juta pengguna Internet, 268 juta berlangganan mobile Internet, dan 150 juta orang yang aktif menggunakan media sosial.
Peningkatan kinerja ASN juga menjadi keniscayaan. Sebab menurut Global Talent Competitiveness Index, ranking Indonesia di peringkat 77 dari 119 negara dengan skor 38,04. Selain itu, ASN Indonesia paling rendah dalam hal global knowledge skills.
“Kompetisi di ASEAN saja sangat keras. Saat ini Vietnam terus berusaha melewati kita, sementara Thailand tetap unggul,” ujar Setiawan.
Sementara itu, Ketua Tim Kerja Optimalisasi Kinerja ASN, Waluyo, mengatakan tantangan yang dihadapi saat ini adalah penilaian prestasi kerja yang belum dapat memotret kinerja PNS sesungguhnya. Pimpinan disebut hebat jika mampu mendelegasikan tugas dengan tepat dana memberi bimbingan kepada bawahan.
“Atasan perlu menyediakan waktu untuk bimbingan dan konseling. Jadi, perlu komitmen besar dari seorang pimpinan,”ujarnya.
Meski begitu pemerintah pusat berkomitmen memperbaiki kinerja PNS, yakni komitmen pemerintah. Presiden Joko Widodo saat ini fokus pada pembangunan manusia dengan tiga aspek utama. Pertama, pelayanan dasar dan perlindungan sosial. Kedua, SDM berkualitas dan berdaya saing. Ketiga, pembangunan karakter bangsa.
“Intinya jangan berhenti, semua harus ditingkatkan, dan monitoring terus,” kata Waluyo.
Acara sosialisasi ini dihadiri 87 perwakilan instansi kementerian dan lembaga, serta 250 perwakilan pemerintahan daerah. Gaby Ngada, mewakili Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan (BK DIKLAT) Kabupaten Ngada, Flores termasuk yang memberikan apresiasi tinggi terhadap kegiatan ini.
“Bagus sekali, kami dilatih agar bekerja lebih bagus karena kami digaji oleh masyarakat, toh,” ujarnya. (*)