TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto bakal menunggu sikap dari Presiden Joko Widodo atau Jokowi apakah akan mengajak mereka bergabung ke koalisi pemerintah atau tidak.
“Kami persilakan apabila Pak Jokowi dan pemerintah lima tahun ke depan membutuhkan dan bersesuaian dengan konsep Gerindra, dengan kesanggupannya, kami akan bekerja,” kata juru bicara Prabowo, Dahnil Anzar Simanjuntak di Padepokan Garudayaksa Partai Gerindra, Hambalang, Bogor, Jawa Barat, Rabu 16 Oktober 2019.
Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto, kata Dahnil, merupakan seorang patriot yang mendahulukan kepentingan bangsa dan negara atas pilihan politik yang diambil. “Bila negara memanggil tidak ada alasan,” kata Dahnil menirukan istilah yang disebut Prabowo.
Pada acara internal Partai Gerindra di Hambalang hari ini, Prabowo menyampaikan pidato di hadapan ribuan kader, dan menyebutkan tiga sikap. Pertama kata Dahnil, Prabowo sudah menyerahkan konsepsi berjudul big push atau dorongan besar untuk ekonomi Indonesia terkait ketahanan pangan, energi, dan pertahanan-keamanan.
Kedua, Prabowo mempersilakan Presiden Joko Widodo atau Jokowi menggunakan konsep tersebut, dengan atau tanpa melibatkan Prabowo dan Gerindra. Ketiga, Prabowo memutuskan untuk tetap menjaga kerukunan kehidupan berbangsa dan bernegara, bersilaturahim dan berkomunikasi untuk musyawarah mufakat.
Konsep ini, kata Dahnil, telah diserahkan sebulan sebelum Prabowo bertemu Jokowi pada Jumat 11 Oktober 2019 di Istana Kepresidenan. “Apakah kemudian hanya gunakan konsepsi itu tapi tidak menggunakan kader Gerindra atau kedua-duanya terserah.”