Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Bupati Jayawijaya Cerita Bagaimana Kantornya di Wamena Dibakar

image-gnews
Sejumlah polisi berpatroli keliling Kota Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Papua, Sabtu, 12 September 2019. Patroli rutin tersebut untuk memberi rasa aman warga pascaaksi unjuk rasa yang berujung anarkis pada 23 September 2019 lalu. ANTARA/M Risyal Hidayat
Sejumlah polisi berpatroli keliling Kota Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Papua, Sabtu, 12 September 2019. Patroli rutin tersebut untuk memberi rasa aman warga pascaaksi unjuk rasa yang berujung anarkis pada 23 September 2019 lalu. ANTARA/M Risyal Hidayat
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Bupati Jayawijaya John Richard Banua mendapati kantornya di Wamena sudah terbakar pada Senin, 23 September 2019. Massa melumatkannya setelah demonstrasi yang dipicu tuduhan rasisme di sebuah sekolah.

Sebelumnya, John meninggalkan kantornya yang sudah dipadati massa. Dia harus ke kantor Kepolisian Resor Jayawijaya untuk meminta polisi membebaskan tujuh pelajar yang ditangkap karena kedapatan membawa senjata.

Ketika Bupati John pergi, begitu dia mendengar cerita, seorang pelajar dibopong karena tertembak di bagian kaki. John tak tahu siapa yang menembak.

"Di dalam kantor Bupati, tidak ada aparat," ucapnya dikutip dari Majalah Tempo edisi Senin, 5 Oktober 2019.

John ketika itu buru-buru kembali ke kantornya untuk memberitahu demonstran bahwa tujuh rekan mereka sudah dibebaskan.

Apa daya, dia mendapati kantornya sudah hangus dilalap si jago merah. Rupanya para pelajar lebih dahulu melampiaskan kemarahan dengan membakar Kantor Bupati Jayawijaya di Wamena.

Semupa para pelajar menggelar unjuk rasa di SMA PGRI 1 Wamena. Mereka menuntut kasus dugaan rasisme oleh seorang guru ekonomi terhadap siswa yang terjadi lima hari sebelumnya dituntaskan.

Tempo menemukan bahwa yang terjadi adalah salah paham yang hingga kini tak terang ujungnya. Kepada polisi, guru tersebut menyatakan mengucapkan kata "keras." Tapi ditangkap oleh seorang murid sebagai "kera."

Ada siswa yang mengaku mendengar kata "kera," sedangkan sisanya tak mendengarnya.

Tak cuma demonstrasi, mereka mulai melempari kaca sekolah dengan batu, merobohkan tiang bendera, dan merobek bendera.

Karena situasi makin tak terkendali, seorang guru menghubungi polisi. Menurut temuan Komnas HAM, perusakan bendera dilakukan dua hari sebelumnya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"Pada Sabtu malam, ada orang panjat pagar sekolah. Mereka merusak kaca dan merobohkan tiang bendera," tutur Kepala Komnas HAM Perwakilan Papua, rits Ramandey.

Kemudian pada Senin pagi, dua orang yang mewakili kelompok pelajar menyampaikan tuntutan kepada polisi. Mereka adalah BE, 19 tahun, alumnus SMA PGRI 1 Wamena, dan Vn (23) yang menyebut diri sebagai tokoh pemuda setempat.

Polisi pun mengarahkan siswa  membuat laporan resmi ke Polres Jayawijaya. Kasat Reskrim Polres Jayawijaya Ajun Komisaris Suheriadi menyebut dua pemuda inilah yang memprovokasi pelajar agar berduyun-duyun ke kantor polisi.

Sekitar 500 meter dari SMA PGRI 1, rombongan pelajar melewati SMA YPK Betlehem. Di sana sejumlah siswa berseru, "Yang merasa monyet, ikut kita!" Terikan ini tak ditanggapi murid SMA YPK dan sempat terjadi perkelahian dengan siswa SMA YPK.

Di persimpangan Jalan Bhayangkara dan Jalan Sudirman, iring-iringan pelajar terbelah. Sebagian bergerak ke kiri menuju SMA Negeri 1 Wamena, sisanya mengarah ke Kantor Bupati Jayawijaya dan SMA Yapis letaknya bersebelahan.

Arak-arakan mengajak para murid SMA Yapis berunjuk rasa hingga perkelahian kembali pecah. Polisi menangkap tujuh pelajar yang kedapatan membawa senjata.

Melihat iring-iringan massa kian ricuh, polisi memutuskan menutup jalur menuju kota. Suheriadi juga meminta toko-toko di Wamena tutup untuk menghindari penjarahan.

Massa terpecah ke banyak tempat. Sebagian bertahan di kantor bupati, lainnya dipukul mundur polisi ke wilayah Homhom agar tak membuat kerusuhan di pusat kota.

Seusai mendapati kantornya di Wamena terbakar, Bupati John lantas membubarkan massa. Pelajar yang dibubarkan ini malah bergabung dengan massa di Homhom dan Pikhe. Di sana, massa membakar ratusan ruko.

BUDIARTI UTAMI PUTRI | I WAYAN AGUS PURNOMO

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Bantahan Kapuspen TNI Soal KSAD Maruli yang Dinilai Menormalisasi Kekerasan Buntut Kasus Jayawijaya

36 hari lalu

Kepala Staf TNI AD (KSAD) Jenderal Maruli Simanjuntak, memberi keterangan kepada awak media usai upacara pemakaman Doni Monardo di Taman Makam Pahlawan (TMP) Kalibata,Jakarta Selatan, Senin 4 Desember 2023/TEMPO: Advist Khoirunikmah
Bantahan Kapuspen TNI Soal KSAD Maruli yang Dinilai Menormalisasi Kekerasan Buntut Kasus Jayawijaya

Apa kata Kapuspen TNI soal kasus tersebut?


Anggap Serangan TNI Ke Polres Jayawijaya Tak Serius, KSAD Maruli Dinilai Menormalisasi Kekerasan

38 hari lalu

Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Maruli Simanjuntak berjalan untuk mengikuti upacara serah terima jabatan dari KSAD lama ke pejabat baru di Markas Besar TNI AD (Mabesad), Jakarta, Jumat 1 Desember 2023. Jenderal TNI Maruli Simanjuntak resmi menjabat sebagai KSAD mengantikan pejabat sebelumnya TNI Jenderal TNI Agus Subiyanto yang kini menjabat sebagai Panglima TNI. ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja
Anggap Serangan TNI Ke Polres Jayawijaya Tak Serius, KSAD Maruli Dinilai Menormalisasi Kekerasan

DPR didesak segera memanggil KSAD Jenderal Maruli Simanjuntak yang menganggap serangan TNI ke polres bukanlah hal yang serius.


Fakta 5 Anggota TNI Diduga Menyerang Polres Jayawijaya: Kronologi, Motif hingga Jadi Tersangka

40 hari lalu

Ilustrasi TNI. ANTARA
Fakta 5 Anggota TNI Diduga Menyerang Polres Jayawijaya: Kronologi, Motif hingga Jadi Tersangka

Lima anggota TNI yang menjadi terduga pelaku penyerangan Polres Jayawijaya telah ditahan dan ditetapkan sebagai tersangka.


Anggota TNI Lakukan Penyerangan ke Polres Jayawijaya, Kapendam: Sudah Tersangka dan Ditahan

40 hari lalu

Ilustrasi TNI. ANTARA
Anggota TNI Lakukan Penyerangan ke Polres Jayawijaya, Kapendam: Sudah Tersangka dan Ditahan

Lima prajurit Yonif 756/WMS yang menjadi pelaku penyerangan terhadap Polres Jayawijaya di Wamena, telah ditetapkan sebagai tersangka dan ditahan di Pomdam XVII/Cenderawasih.


Polres, KPU, Bawaslu, Jemput Kotak Suara Pemilu 2024 di Sejumlah Distrik Jayawijaya Papua

42 hari lalu

Sejumlah petugas melakukkan perhitungan suara saat pelaksanaan pemungutan suara ulang (PSU) di TPS 023 Wamena Kota, Papua Pegunungan, Sabtu 24 Februari 2024. Sebanyak 94 Tempat Pemungutan Suara (TPS) di Kabupaten Jayawijaya, Provinsi Papua Pegunungan melaksanakan PSU yang dilaksanakan di Distrik Wamena dan Hubikiak. ANTARA FOTO/Iwan Adisaputra
Polres, KPU, Bawaslu, Jemput Kotak Suara Pemilu 2024 di Sejumlah Distrik Jayawijaya Papua

Dia mengatakan terdapat 16 distrik belum menyetorkan hasil pleno ke KPU Jayawijaya, Papua.


Komisioner KPU Jayawijaya Dianiaya Massa Distrik Asotipo, Pleno Dibatalkan

45 hari lalu

Polisi menertibkan sekelompok warga Distrik Asotipo, Jayawijaya, yang menganiaya Komisioner KPU Kabupaten Jayawijaya Alpius Asso di Gedung DPRD, Wamena, Jumat, 1 Maret 2024. Dok. Subbid Penmas Bid Humas Polda Papua.
Komisioner KPU Jayawijaya Dianiaya Massa Distrik Asotipo, Pleno Dibatalkan

Penganiayaan Komisioner KPU dan perusakan Gedung DPRD Jayawijaya berawal saat massa Distrik Asotipo datang membawa alat tajam dan batu.


Warga Tutup Jalan Usai Coblosan Pemilu 2024 di Kampung Wangkun Papua Akibat Kotak Suara Dipindahkan ke Rumah Warga

59 hari lalu

Warga antre untuk menggunakan hak pilihnya di depan Tempat Pemungutan Suara (TPS) 03 04 05 di Rumah Jew atau Rumah Bujang Kampung Aswet, Distrik Agats, Kabupaten Asmat, Papua Selatan, Rabu 14 Februari 2024. Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Asmat menetapkan daftar pemilih tetap (DPT) Kabupaten Asmat sebanyak 80.122 orang yang tersebar di 224 kampung dengan 352 TPS. ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/
Warga Tutup Jalan Usai Coblosan Pemilu 2024 di Kampung Wangkun Papua Akibat Kotak Suara Dipindahkan ke Rumah Warga

Terjadi pemalangan jalan di Kampung Wangkun, Papua, usai Pemilu 2024. Polisi sudah melakukan negosiasi terhadap masyarakat.


Gempa Tektonik Magnitudo 6,0 Guncang Papua Pagi Ini

3 Juli 2023

Ilustrasi gempa. geo.tv
Gempa Tektonik Magnitudo 6,0 Guncang Papua Pagi Ini

BMKG mengumumkan adanya gempa tektonik dengan Magnitudo 6,0 pada hari Senin, 3 Juli 2023 pukul 09.51.38 WIB di wilayah Keerom, Papua.


Tim SAR Tidak Temukan Black Box Pesawat SAM Air

28 Juni 2023

Pesawat SAM Air (PK SMW) ditemukan tim SAR dalam kondisi hangus terbakar, Selasa, 27 Juni 2022, setelah dilaporkan jatuh di Gunung Mabualem, Distrik Welarek, Kabupaten Yahukimo, Provinsi Papua Pegunungan, 23 Juni 2022. Tim SAR tidak menemukan tanda-tanda korban selamat. Basarnas
Tim SAR Tidak Temukan Black Box Pesawat SAM Air

Tim evakuasi yang mencapai titik pesawat SAM AIR PK-SMW telah berupaya mencari black box di puing-puing hingga sekitar lokasi.


Enam Jenazah Korban Kecelakaan Pesawat SAM Air Diterbangkan ke Jayapura

27 Juni 2023

Enam jenazah korban kecelakaan pesawat SAM Air diterbangkan dari Bandara Wamena ke Bandara Sentani, Jayapura, setelah dievakuasi dari lokasi jatuh pada Selasa, 27 Juni 2023. Foto: Basarnas
Enam Jenazah Korban Kecelakaan Pesawat SAM Air Diterbangkan ke Jayapura

Marsekal Madya TNI Henri Alfiandi, mengatakan enam jenazah korban kecelakaan pesawat SAM Air sudah diberangkatkan ke Jayapura untuk diidentifikasi.