TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Ma'ruf Amin mengimbau ormas-ormas Islam turut membantu mencegah berkembangnya radikalisme di Indonesia. Hal ini disampaikan Ma'ruf menyusul peristiwa serangan terhadap Menkopolhukam Wiranto yang diduga dilakukan oleh Jamaah Ansharut Daulah (JAD) Bekasi, yang berbaiat kepada ISIS.
"Penanganan radikalisme harus lebih instensif dan mengikutsertakan ormas Islam, baik NU dan Muhammadiyah serta MUI," ujar Ma'ruf Amin seusai menjenguk Wiranto di RSPAD Gatot Soebroto, Jakarta pada Ahad, 13 Oktober 2019.
Selain itu, ujar Wakil Presiden terpilih ini, pencegahan radikalisme secara kultural juga mesti dilakukan. "Radikalisasi ini harus ditangani dari hulu hingga hilir, jadi lebih intensif. Namun, pendekatannya tidak boleh represif," ujar dia.
Seperti diketahui, Kamis lalu, Wiranto diserang oleh orang tak dikenal di Banten. Pria yang menusuk Wiranto belakangan diketahui bernama Syahrial Alamsyah alias Abu Rara, 51 tahun, asal Medan. Adapun sang perempuan bernama Fitria Diana, 20 tahun.
Kepala Biro Penerangan Masyarakat Polri Brigadir Jenderal Dedi Prasetyo mengatakan, Abu Rara adalah bagian dari Jamaah Ansharut Daulah (JAD) Bekasi pimpinan Fazri Pahlawan alias Abu Zee Ghuroba. Kelompok Abu Zee berbaiat kepada Negara Irak dan Suriah (ISIS).
Dedi menyebutkan, Abu Rara selama ini tak masuk daftar perburuan karena belum mengikuti pelatihan khusus. "Dia belum terindikasi melakukan kegiatan terorisme," ujarnya pada Jumat, 11 Oktober lalu.