TEMPO.CO, Jakarta - Badan Nasional Penanggulangan Bencana atau BNPB melakukan edukasi dan sosialisasi budaya sadar bencana lewat pagelaran wayang golek di Banten pada Sabtu lalu, 5 Oktober 2019. Acara tersebut digelar di Desa Citeureup, Kecamatan Panimbang, Kabupaten Pandeglang.
Pagelaran wayang golek dengan dalang Opick Sunandar Sunarya dari Mekar Arum 2 Giriharja menyampaikan edukasi bencana di sela pertunjukannya. Sosialiasi degan bahasa daerah Sunda dinilai cukup efektif agar masyarakat teredukasi sekaligus terhibur.
Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas BNPB Agus Wibowo mengatakan pagelaran kesenian tradisional daerah dapat memberikan contoh untuk pemerintah daerah dalam melanjutkan sosialisasi bencana. Baik di sekolah ataupun melalui kesenian tradisional.
"Semoga acara ini bermanfaat bagi masyarakat, dan menjadi contoh untuk pemerintah daerah mewujudkan masyarakat yang tangguh bencana," kata Agus dalam siaran tertulisnya, Ahad, 6 Oktober 2019.
Agus menuturkan Kabupaten Pandeglang memiliki potensi banjir, gempa bumi, tsunami, kekeringan, puting beliung, dan gunung api. Khusus di Banten ancamannya cukup tinggi untuk bencana puting beliung. "BNPB bukan menakuti-nakuti namun mengingatkan dan mengedukasi."
Menurut Agus, musim kemarau akan berakhir dan masuk musim penghujan sehingga masyarakat perlu membersihkan selokan atau parit agar tidak terjadi banjir.
Camat Panimbang, Suhaedi Kurdiatna, menjelaskan bahwa Panimbang mempunyai 28 kilometer pantai yang berpotensi bencana tsunami. Sebulan setelah bencana tsunami pada Desember 2018, Panimbang diterjang puting beliung.
Dia pun berterima kasih kepada BNPB atas edukasi bencana sebab hal itu amat diperlukan masyarakat agar selalu siap mengantisipasi bencana di Banten.
"Banyak berita hoaks dari media sosial yang meresahkan masyarakat sehingga menyulitkan kami untuk melakukan evakuasi," ucap Suhaedi.