TEMPO.CO, Jakarta-Politikus Partai Golkar Bambang Soesatyo atau Bamsoet tak membiarkan epilog pidato pelantikannya sebagai Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat periode 2019-2024 terkesan datar. Kala mengakhiri lekturnya, Bamsoet menyertakan tiga bait pantun yang menggelitik peserta sidang.
"Sebagai penutup saya akan mengakhiri pidato ini dengan tiga buah pantun," katanya di dalam ruang sidang paripurna gedung Kura-kura kompleks DPR/MPR, Senayan, pada Kamis malam, 4 Oktober 2019.
Kalimat Bamsoet langsung dihujani tawa ringan para peserta sidang. Tak berjeda lama, bekas Ketua DPR itu menyampaikan pantun pertamanya yang sarat menyinggung perbedaan.
Hujan turun topan melanda
Patah satu anak tangga
Meskipun kita berbeda-beda
Hidup rukun harus dijaga
Peserta sidang sebagian menanggapinya dengan kata "cakep". Sebagian lainnya menyelingi dengan tawa atau tepuk tangan bersuara lirih.
Di pantun kedua, Bamsoet menyampaikan pantun yang menyinggung tugas seorang anggota MPR yang mesti menjaga marwah. Ia juga menyitir kembali soal pentingnya sikap menghargai perbedaan.
Sungguh sejuk air kelapa
Kelapa muda tersisa tiga
Meskipun kita tadi sempat berbeda
Marwah MPR harus kita jaga
Di pantun pamungkasnya, Bamsoet menyampaikan bait bertajuk ideologi bangsa. Ia menyebut cara agar Pancasila direalisasikan.
Hendak berburu pergi ke hutan
Jangan lupa membawa senapan
Jika Pancasila ingin jadi kenyataan
Ayo teruskan sosialisasi 4 pilar kebangsaan
Bamsoet terpilih sebagai Ketua MPR periode 2019-2024 secara aklamasi dalam sidang paripurna. Ia ditetapkan sebagai penghuni kursi pucuk pimpinan setelah Partai Gerindra urung mencalonkan wakilnya, Ahmad Muzani.
FRANCISCA CHRISTY ROSANA