TEMPO.CO, Jakarta - Polri angkat bicara perihal dugaan adanya anggota polisi yang masuk dalam grup percakapan pelajar sekolah tinggi menengah (STM).
Kepala Biro Penerangan Masyarakat Mabes Polri Brigadir Jenderal Dedi Prasetyo mengatakan, Direktorat Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri sedang melakukan pelacakan terhadap akun-akun yang menyebar tangkapan layar percakapan tersebut di media sosial.
"Nah ini, jadi kami paham betul apa yang ada di media sosial itu, karena sebagian besar adalah anonymous, narasi-narasi yang dibangun adalah narasi propaganda. Tim Siber sudah memprofiling," ujar Dedi di kantornya, Jakarta Selatan, pada Selasa, 1 Oktober 2019.
Tangkapan layar percakapan grup 'STM ALLBASE' itu beredar di media sosial. Terbaca ada beberapa oknum yang menagih uang karena sudah mengikuti aksi unjuk rasa di area gedung DPR/MPR pada Senin, 30 September 2019.
Sontak unggahan percakapan grup itu ramai dikomentari masyarakat. Namun kemudian, salah satu akun bernama @PutraBagoes_S mengungkap bahwa nomor-nomor dalam grup WhatsApp tersebut adalah nomor anggota polisi.
Hal tersebut terlihat melalui tangkapan layar dari aplikasi Get Contact yang dapat melacak nomor dan pemiliknya. Terlihat dalam tangkapan layar tersebut bahwa nomor itu diduga milik sejumlah aparat Brimob dan kepolisian.
Dedi pun mengatakan dirinya belum bisa memastikan apakah nomer tersebut adalah benar nomor telepon anggota Polri. "Belum bisa dipastikan kalau itu anggota polisi, kan belum bisa dipastikan betul anggota atau bukan," kata dia.