TEMPO.CO, Jakarta - Seorang pendemo ditangkap dan digiring polisi dari lokasi unjuk rasa di depan Restoran Pulau Dua, dekat Gedung DPR, Jalan Gatot Subroto, Jakarta sekitar pukul 18.30 WIB hari ini Senin, 30 September 2019. Pendemo itu tampak mengenakan seragam Sekolah Menengah Atas berwarna putih abu-abu.
Menurut pantauan di lokasi, remaja tersebut digiring oleh dua orang polisi berpakaian preman dari ruas Jalan Gatot Subroto arah Semanggi. Beberapa orang anggota polisi nampak membawa pendemo tersebut menuju ke dalam Kompleks Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).
Setiap melintasi kerumunan aparat yang tengah beristirahat di pinggir jalan, pendemo yang digelandang itu tampak disoraki. Beberapa aparat bahkan bangun dari duduknya dan bergerak mendekat untuk mengolok pendemo itu.
"Woiiiiii," kata mereka bergantian. Sementara polisi berpakaian preman yang menggelandang pendemo tersebut tampak menghalau rekan-rekannya agar tak mendekat.
Sekitar pukul 19.41 WIB, polisi tampak menggelandang dua remaja lainnya. Seorang tampak mengenakan celana abu dan atasan batik, seorang lainnya berkaus hitam dan celana jins. Seperti sebelumnya, dua pendemo ini juga kembali disoraki saat melewati kerumunan polisi.
Baca Juga:
Demonstrasi mahasiswa dan pelajar di depan gedung DPR berlangsung tenang hingga sore. Selepas Maghrib, sebagian massa tampak mulai melemparkan benda-benda ke arah aparat, mulai dari botol bekas air mineral, batu, kembang api, hingga bom molotov.
Polisi kemudian membalas dengan menembakkan gas air mata ke arah pendemo. Aparat juga terus memukul mundur massa ke arah Semanggi.
"Adik-adik mahasiswa, sudah cukup sudah. Saya ingatkan, nanti ketika anda terkepung jangan menyesal, jangan katakan polisi kejam, polisi sadis. Di belakang adik-adik sudah banyak pasukan yang akan maju ke depan," kata polisi dari dalam mobil komando.