TEMPO.CO, Kendari - Sebanyak 500 personel Kepolisian Daerah Sulawesi Tenggara yang bertugas untuk pengamanan di Jakarta dan Papua dipulangkan ke Kendari. Ini dilakukan untuk membantu pengamanan kota pasca bentrok antara mahasiswa dan kepolisian pada Kamis pekan lalu.
"Ini untuk membantu pengamanan di Kota Kendari. Terlebih personel yang bersiaga baik di Polda dan Polres saat ini terbatas," kata Kepala Bidang Humas Polda Sultra AKBP Harry Goldenhardt di Kendari, Senin, 30 September 2019.
Harry menyebutkan, 500 personel itu terdiri dari 200 personel Sabhara. Mereka telah tiba di Kendari Ahad sore dari Jakarta. Sementara sebanyak 300 personel berasal dari Satuan Brimob yang tiba pada malam harinya dari Papua.
Seperti diketahui, dua mahasiswa Universitas Haluoleo meninggal setelah aksi demonstrasi yang berujung ricuh pada Kamis, 26 September 2019. Para mahasiswa menolak pengesahan sejumlah Rancangan Undang-Undang yang dianggap bermasalah.
Sementara itu, ribuan mahasiswa dari berbagai elemen direncanakan kembali melakukan demonstrasi di Mapolda Sultra, Senin, 30 September 2019. Mereka menuntut pertanggungjawaban Polda Sultra atas kasus gugurnya dua mahasiswa tersebut.
Pantauan Tempo, sejumlah titik di Kota Kendari saat ini dijaga ketat personel TNI. Titik-titik tersebut antara lain pos penjagaan polisi, terminal, pasar, apotek, sekolah, rumah sakit dan objek vital lainnya.