TEMPO.CO, Jakarta - Sebanyak 25 ribu jiwa mengungsi akibat gempa Ambon yang berkekuatan Magnitudo 6,5 pada Kamis, 26 September 2019. Gempa itu juga mengakibatkan 20 orang meninggal dan ratusan lainnya luka-luka.
"Jumlah warga yang mengungsi akibat bencana itu menjadi 25 ribu jiwa," ujar Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Agus Wibowo dalam keterangan tertulis, Sabtu, 29 September 2019.
Jumlah itu merupakan data terbaru yang dikeluarkan oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Maluku pada Sabtu, 29 September 2019 pukul 07.35 WIT.
Hingga saat ini, ujar Agus, kebutuhan mendesak bagi pengungsi maupun korban luka-luka adalah tenda, terpal, makanan dan minuman, makanan bayi, makanan instan, obat-obatan, popok bayi, pembalut wanita, selimut dan matras.
"Juga alat penerangan, tandon air, sarana MCK, pelayanan kesehatan dan psikologi, hingga bahan bakar minyak dan sebagainya," kata dia.
Sementara untuk 20 korban meninggal, sebarannya adalah delapan korban ada di Kota Ambon, sepuluh korban di Kabupaten Maluku Tengah dan dua korban di Kabupaten Seram Bagian Barat.
Gempa Ambon juga mengakibatkan 152 orang luka-luka. Sebanyak 108 orang berada di Kabupaten Maluku Tengah, 13 orang di Kabupaten Seram Bagian Barat dan 31 orang di Kota Ambon.
Agus Wibowo menambahkan, gempa dengan pusat kedalaman 10 kilometer tersebut mengakibatkan 534 rumah rusak. Selain itu, ada 12 unit rumah ibadah, 8 kantor pemerintahan, 6 sarana pendidikan, 1 fasilitas kesehatan, 1 pasar dan 1 jembatan yang juga mengalami kerusakan karena gempa.