TEMPO.CO, Jakarta - Aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) menyatakan belum mendapat undangan dari Istana untuk menghadiri pertemuan dengan Presiden Joko Widodo. Ketua BEM Universitas Negeri Jakarta, Muhammad Abdul Basit, menuturkan belum menerima undangan secara lisan ataupun tertulis untuk datang ke Istana Negara. Begitu pula dengan pengurus BEM dari pelbagai kampus lain.
"Saya sudah tanya kawan-kawan di Aliansi BEM UI juga tidak ada undangan," kata Basit, kemarin malam, 26 September 2019. Kemarin, dalam konferensi pers, Jokowi menyatakan akan bertemu dengan perwakilan BEM hari ini, 27 September 2019.
Basit khawatir pernyataan Presiden Jokowi hanya basa-basi untuk meredam situasi politik yang memanas. "Hal yang kami takutkan, itu hanya sekadar klaim dari Pak Jokowi seolah-olah ingin ketemu mahasiswa."
Kalau pun benar Presiden mengundang mahasiswa, BEM UNJ memastikan tak akan hadir. Basit tak ingin Jokowi hanya memberikan penjelasan kepada perwakilan mahasiswa. Dia berharap Jokowi menemui semua mahasiswa dan menyampaikan kebijakan-kebijakan yang akan diambil.
Pengurus BEM Universitas Trisakti, Edmund Seko, mengaku telah mendapat undangan pertemuan dari Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko. Di dalam undangan itu disebut mahasiswa diminta menemui Presiden pukul 15.00. "Tadi sudah dapat undangan dari Istana, kebetulan kami dikontak Kepala KSP," ucap Edmund, kemarin.
Diundang Presiden, BEM Trisakti belum mengambil keputusan apakah bakal memenuhi undangan atau tidak. Hingga tadi malam, pengurus BEM Trisakti masih menggelar rapat untuk menyikapi kebijakan pemerintah, terutama ihwal wacana penerbitan Perppu KPK.
Seperti BEM UNJ, BEM Keluarga Mahasiswa Universitas Gadjah Mada juga menyatakan belum mendapat undangan untuk berdialog dengan Presiden. "Ada undangannya? Belum dikasih tahu, nih," ucap Menteri Riset BEM Keluarga Mahasiswa Universitas Gadjah Mada, M. Noor Zuhdi, kemarin.
DEWI NURITA | AVIT HIDAYAT | KORAN TEMPO