TEMPO.CO, Jakarta - Staf Khusus Presiden Bidang Komunikasi Ari Dwipayana mengatakan Presiden Jokowi menghormati kebebasan pers terkait dengan cover Majalah Tempo edisi 14 September 2019. Gambar sampul itu menyandingkan wajah Jokowi dengan bayangan pinokio.
"Garis besarnya, Presiden menghormati kebebasan pers dan kebebasan berpendapat," kata Ari di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis, 26 September 2019.
Meski begitu, Ari mengingatkan, media massa mesti tetap mengedepankan etika. Indonesia adalah negara demokrasi yang tidak didasarkan hanya pada kebebasan tapi juga etika yang berbasis pada budaya. "Disamping ada ruang koridor hukum dan konstitusi."
Cover pinokio di Majalah Tempo menjadi sorotan dari masyarakat. Sebagian menganggapnya tidak menghina Presiden Jokowi, namun tidak sedikit yang berpikiran sebaliknya.
Redaktur Eksekutif Majalah Tempo Setri Yasra mengatakan cover tersebut bukan menggambarkan Presiden Jokowi sebagai pinokio. "Tempo tidak pernah menghina kepala negara sebagaimana dituduhkan. Tempo tidak menggambarkan Presiden sebagai pinokio. Yang tergambar adalah bayangan pinokio," katanya dalam pesan tertulisnya pada Senin, 16 September 2019.
Setri menjelaskan, sampul Majalah Tempo dengan judul "Janji Tinggal Janji" itu metafora atas dinamika di masyarakat, seperti tudingan sejumlah penggiat antikorupsi bahwa Presiden ingkar janji dalam penguatan KPK.
"Tempo telah memuat penjelasan mendalam Presiden dalam bentuk wawancara," ucapnya.
Menurut Setri, Redaksi Majalah Tempo meyakini bahwa Jokowi memahami peran jurnalisme di masyarakat dan menganggap kritik sebagai bagian penting dalam pemerintahannya.
Catatan: Judul dan bagian awal berita ini direvisi pada Kamis, 26 September 2019, pukul 20.26 WIB sebagai koreksi atas akurasi. Terima kasih.