TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) mengatakan terus memantau situasi Indonesia yang sedang memanas selama kunjungannya ke New York, Amerika Serikat, menghadiri sidang umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). "Saya juga komunikasi dengan Bapak Presiden, dengan Mendagri, dengan pejabat-pejabat lain, untuk memberikan informasi apa yang terjadi sebenarnya," kata JK dalam keterangan resmi yang diterima wartawan, Rabu, 25 September 2019.
Selasa, 24 September 2019, aksi demonstrasi mahasiswa dan koalisi masyarakat sipil di depan Gedung DPR RI berakhir rusuh. Kerusuhan pecah bahkan hingga tengah malam. Sejumlah ruas jalan di sekitar Gedung DPR lumpuh.
Mahasiswa demonstran memprotes upaya DPR untuk mengesahkan sejumlah rancangan Undang-Undang yang mereka nilai bermasalah. Beberapa di antaranya adalah RUU KPK, RUU RKUHP, hingga RUU Pertanahan.
JK mengatakan upaya protes dari masyarakat itu sejalan dengan saran dari pemerintah untuk menunda pengesahan sejumlah RUU. "Memang pemerintah sejalan untuk menunda, untuk dibahas lebih lanjut lagi di DPR."
Tak hanya aksi demonstrasi di Jakarta dan sejumlah daerah lainnya yang panas oleh protes terhadap sejumlah rancangan undang-undang, JK juga memantau kerusuhan di Wamena, Papua. Kerusuhan ini menelan korban jiwa hingga 21 orang.
JK menyatakan perasaan bela sungkawanya terhadap para korban. "Pemerintah tentu menyampaikan duka cita yang dalam, karena yang baik pendatang juga warga setempat ada yang meninggal."
JK mengatakan untuk saat ini, pengamanan di Wamena perlu ditingkatkan. Jika telah kondusif, maka yang harus dilakukan adalah menegakkan hukum untuk mencari penyebab dan dalang kerusuhan. Langkah rekonsiliasi, kata JK, menjadi upaya lanjutan yang harus dilakukan setelah dua tahap awal.