TEMPO.CO, Jakarta - Aksi demonstrasi oleh mahasiswa yang memprotes sejumlah RUU bermasalah yang dicanangkan DPR berakhir rusuh. Polisi yang sempat menahan massa akhirnya melepaskan tembakan gas air mata untuk membubarkan barisan.
Dari pantauan Tempo, hal ini bermula ketika sejumlah massa mendesak anggota kepolisian untuk membuka gerbang. Dalam tuntutannya ketika orasi, massa yang merupakan gabungan dari mahasiswa, buruh, hingga koalisi masyarakat sipil memang sempat meminta agar kepolisian membiarkan mereka masuk.
Namun aparat enggan memenuhi permintaan ini. Situasi memburuk ketika beberapa massa menaiki gerbang dan pagar DPR. Pukul 16.16 WIB, pun memecah massa dengan tembakan dari mobil water canon.
Upaya ini berhasil hanya beberapa saat. Massa kemudian nampak kembali merapatkan barisan. Namun nampak dari tengah kerumunan beberapa orang melempari batu, botol, hingga potongan kayu ke arah barikade kepolisian.
Beberapa massa tanpa atribut jas alumni kampus, bahkan menaiki mobil barikade polisi. Kapolres Jakarta Pusat Komisaris Besar Harry Kurniawan, sempat mencoba menenangkan massa agar tak terprovokasi.
"Teman-teman mahasiswa, tolong jangan ikut terprovokasi. Lihat yang ada di atas sana (mobil barikade), apakah itu juga memang bagian dari mahasiswa?" kata Harry.
Mahasiswa pun sempat berhenti. Namun lemparan batu kembali terjadi. Bahkan beberapa menyasar wartawan yang berada di sisi lain polisi. Tembakan gas air mata pun dilontarkan aparat.
Massa tercerai berai. Namun beberapa massa tetap kembali ke lokasi hingga polisi tetap melontarkan gas air mata hingga satu jam kemudian. Hingga berita ini ditulis, suara lontaran gas air mata polisi masih terdengar.
Gas air mata tak hanya pada massa aksi. Bahkan aparat kepolisian, wartawan, hingga Ketua DPR Bambang Soesatyo juga terkena efek gas air mata. Bamsoet awalnya sedang berjalan kaki menuju massa saat efek gas air mata mengenainya.