Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Gejayan Memanggil dan Memori Moses Gatotkaca

image-gnews
Ribuan mahasiswa mengikuti aksi #GejayanMemanggil di Simpang Tiga Colombo, Gejayan, Sleman, DI Yogyakarta, Senin 23 September 2019. Dalam aksi demonstrasi yang diikuti oleh ribuan mahasiswa dari berbagai universitas di Yogyakarta itu, mereka menolak segala bentuk pelemahan terhadap upaya pemberantasan korupsi serta mendesak pemerintah dan DPR mencabut UU KPK yang sudah disahkan. ANTARA FOTO/Andreas Fitri Atmoko
Ribuan mahasiswa mengikuti aksi #GejayanMemanggil di Simpang Tiga Colombo, Gejayan, Sleman, DI Yogyakarta, Senin 23 September 2019. Dalam aksi demonstrasi yang diikuti oleh ribuan mahasiswa dari berbagai universitas di Yogyakarta itu, mereka menolak segala bentuk pelemahan terhadap upaya pemberantasan korupsi serta mendesak pemerintah dan DPR mencabut UU KPK yang sudah disahkan. ANTARA FOTO/Andreas Fitri Atmoko
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Suara Farhan Mustofa lantang menembus ribuan mahasiswa dalam aksi Gejayan Memanggil di simpang Colombo, Gejayan, Yogyakarta, Senin 23 September 2019.

Mahasiswa angkatan 2017 Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogya itu membuat mahasiswa lainnya terdiam saat ia berorasi.

“Siapa yang kita bela?” ujar Mustofa pada aksi yang diikuti ribuan mahasiswa berbagai kampus itu. “Rakyat!” jawab peserta aksi serentak.

“Siapa musuh kita?” tanya Mustofa kembali dan langsung dijawab massa aksi, “DPR!”

Aksi besar itu diikuti mahasiswa dari sekitar 17 kampus baik Yogya dan Jawa Tengah.

Unjuk rasa ini buntut keresahan mahasiswa atas rententan kebijakan di bawah kepemimpinan Presiden Jokowi dan DPR RI saat ini yang dianggap mencederai hati nurani rakyat. Terutama terkait UU KPK, KUHP, perampasan tanah oleh negara hingga Rancangan Undang-Undang Penghapusan Kekerasan Seksual ( RUU PKS).

Ribuan mahasiswa mengikuti aksi #GejayanMemanggil di Simpang Tiga Colombo, Gejayan, Sleman, DI Yogyakarta, Senin 23 September 2019. Dalam aksi demonstrasi yang diikuti oleh ribuan mahasiswa dari berbagai universitas di Yogyakarta itu, mereka menolak segala bentuk pelemahan terhadap upaya pemberantasan korupsi serta mendesak pemerintah dan DPR mencabut UU KPK yang sudah disahkan. ANTARA FOTO/Andreas Fitri Atmoko

Mustofa, yang juga salah satu koordinator aksi itu menuturkan sebenarnya aksi ini diinisiasi dari pemikiran sejumlah pers mahasiswa berbagai kampus di Yogya sejak Kamis 19 September 2019 lalu.

“Kamis (19/9) itu kami mulai komunikasi, Jumat bertemu, Sabtu siapkan massa, Minggu kami survei lapangan, dan Senin ini kami turun ke jalan,” ujar Mustofa.

Mahasiswa jurusan Ushuluddin dan Pemikiran Islam UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta itu menuturkan awalnya hanya ada mahasiswa 15 kampus yang akan ikut terlibat namun di hari aksi, perwakilan mahasiswa dari dua kampus menyatakan bergabung.

Untuk menggerakkan mahasiswa lain terlibat pun dilakukan hanya melalui perangkat elektronik dan media sosial. Lalu masing-masing koordinator kampus memberikan data-data berapa banyak dan siapa saja mahasiswa yang akan turun.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Dari UIN Sunan Kalijaga, ujar Mustofa, hampir ada seribuan mahasiswa dari delapan fakultas yang turun dalam aksi itu. Estimasi ini karena setiap fakultas menurunkan sekitar 100 lebih mahasiswanya.

Mustofa menuturkan aksi itu sebenarnya juga sebagai jawaban sejumlah pihak yang menuding mahasiswa sekarang cenderung apatis pada situasi sosial politik yang berkembang. Terutama pasca tumbangnya orde baru.

“Kami sebenarnya hanya beberapa kali bertemu konsolidasi saja. Karena hampir semua mahasiswa sudah satu frame sepakat bahwa pemerintah dan DPR sekarang sedang nggak bener, jadi lebih mudah menggerakannya,” ujarnya.

Mustofa menuturkan, dalam persiapan aksi itu Gejayan dipilih sebagai titik kumpul karena latar historisnya yang kuat. Sebagai basis aksi pergerakan mahasiswa dalam menumbangkan Soeharto dan Orde Baru nya tahun 1998 silam.

Gejayan, ujar Mustofa, titik strategis karena seolah menjadi sumbu sentra yang menghubungkan sejumlah kampus di Yogya. Seperti UGM, UNY, Sanata Dharma, Atma Jaya dan UIN Sunan Kalijaga.

Oleh sebab itu, dalam aksi itu, gerakannya dimulai dari sumbu- sumbu penghubung ke Gejayan. Seperti aksi awal di simpang UIN Sunan Kalijaga dan bunderan UGM yang diikuti long march menuju simpang Colombo Gejayan.

“Bagaimanapun Gejayan jadi pusatnya mahasiswa saat gerakan 1998 silam. Lokasi ini akhirnya menjadi tempat yang disepakati untuk momentum membangkitkan semangat gerakan mahasiswa itu,” ujarnya.

Mustofa menuturkan, sejarah Gejayan juga tak bisa dilepaskan dari sosok almarhum aktivis Moses Gatotkaca, mahasiswa Sanata Dharma Yogyakarta yang tewas dalam aksi demonstrasi di Gejayan menuntut Presiden Soeharto turun pada 8 Mei 2019 silam.

Moses saat itu ditemukan tergeletak dengan luka penuh bekas pukulan dan meninggal saat dibawa ke Rumah Sakit Panti Rapih. Aksi di Gejayan pun dikenal dengan nama Tragedi Gejayan 1998.

“Tentang sosok almarhum Moses, pengaruhnya sangat dirasakan besar pada gerakan mahasiswa hari ini. Bagaimanapun sosok Moses mengingatkan mahasiswa sebagai agent of control, sosok bisa dikatakan seperti pemantik alasan mengapa mahasiswa perlu terus bergerak,” ujarnya.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

KPU Ungkap Alasan Launching Pendaftaran Badan Ad Hoc untuk Pilkada 2024 di Depok

11 jam lalu

Ketua KPU Hasyim Asyari (tengah) didampingi anggota KPU (kiri ke kanan) Mochammad Afifuddin, Parsadaan Harahap, Betty Epsilon Idroos dan August Mellaz memimpin rapat pleno rekapitulasi hasil penghitungan perolehan suara tingkat nasional Pemilu 2024 di Gedung KPU, Jakarta, Sabtu 16 Maret 2024. Pada hari ke-18 rapat pleno rekapitulasi tingkat nasional Pemilu 2024, KPU telah mengesahkan perolehan suara nasional pada 32 provinsi. ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A
KPU Ungkap Alasan Launching Pendaftaran Badan Ad Hoc untuk Pilkada 2024 di Depok

KPU menilai Depok memiliki banyak kampus besar sehingga diharapkan mereka terlibat sebagai penyelenggara dalam pelaksanaan Pilkada 2024.


Cerita Mahasiswa Unas Diminta Cantumkan Nama Dosen di Artikel Ilmiahnya

13 jam lalu

Ilustrasi jurnal ilmiah. Shutterstock
Cerita Mahasiswa Unas Diminta Cantumkan Nama Dosen di Artikel Ilmiahnya

Mahasiswa Unas sebetulnya tidak diwajibkan untuk membuat jurnal.


Aksi Demo Udara Berbagai Pesawat Warnai HUT ke-78 TNI AU di Yogyakarta

1 hari lalu

Demo udara berbagai pesawat warnai HUT ke-78 TNI AU di Yogyakarta Senin (22/4). Dok.Istimewa
Aksi Demo Udara Berbagai Pesawat Warnai HUT ke-78 TNI AU di Yogyakarta

Yogyakarta dipilih sebagai tempat perhelatan HUT TNI AU karena merupakan cikal-bakal Angkatan Udara Indonesia.


Nekat Susuri Jalur Jip Lava Tour, Mobil Wisatawan Terjebak di Sungai Lereng Merapi

1 hari lalu

Mobil wisatawan terjebak di sungai Lereng Merapi Saat nekat susuri jalur jip lava tour Minggu (21/4). Dok. Istimewa
Nekat Susuri Jalur Jip Lava Tour, Mobil Wisatawan Terjebak di Sungai Lereng Merapi

Sebuah mobil berjenis sport utility vehicle (SUV) milik wisatawan terjebak di jalur jip wisata Lava Tour sungai Kalikuning lereng Gunung Merapi, Sleman Yogyakarta pada Minggu 21 April 2024.


Alexander Marwata Akui Dilaporkan ke Polda Metro Jaya atas Pertemuan dengan Eks Kepala Bea Cukai Yogyakarta

1 hari lalu

Wakil Ketua KPK, Alexander Marwata memberikan keterangan kepada awak media, di gedung KPK, Jakarta, Selasa, 19 Maret 2024. KPK mengungkapkan telah menaikan status penyelidikan ke tingkat penyidikan dugaan penyimpangan tindak pidana korupsi dalam pemberian fasilitas penyaluran kredit Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI). TEMPO/Imam Sukamto
Alexander Marwata Akui Dilaporkan ke Polda Metro Jaya atas Pertemuan dengan Eks Kepala Bea Cukai Yogyakarta

Wakil Ketua KPK Alexander Marwata mengakui dilaporkan ke Polda Metro Jaya atas dugaan pertemuan dengan eks Kepala Bea Cukai Yogyakarta Eko Darmanto.


Kecelakaan Tunggal, Bus Pariwisata Terguling di Bantul Sebabkan Sejumlah Penumpang Luka

2 hari lalu

Bus pariwisata mengalami kecelakaan tunggal dan terguling di Jalan Siluk-Imogiri Bantul Yogyakarta pada Ahad, 21 April 2024 sore. Dok. Istimewa
Kecelakaan Tunggal, Bus Pariwisata Terguling di Bantul Sebabkan Sejumlah Penumpang Luka

Bus pariwisata itu melaju dari arah Pantai Baron, Gunungkidul, menuju Bantul lewat jalur Siluk Imogiri yang dikenal cukup curam dengan jalan berkelok.


Hari Kartini, Yogyakarta Diramaikan dengan Mbok Mlayu dan Pameran Lukisan Karya Perempuan

2 hari lalu

Ratusan perempuan mengikuti event lari Mbok Mlayu di Kota Yogyakarta pada Hari Kartini 2024. Dok.istimewa
Hari Kartini, Yogyakarta Diramaikan dengan Mbok Mlayu dan Pameran Lukisan Karya Perempuan

Para perempuan di Yogyakarta memperingati Hari Kartini dengan lomba lari dan jalan kaki, serta membuat pameran lukisan.


Tak Hanya Diduga jadi Joki Nilai, Dosen Untan Manfaatkan Mahasiswa S1 untuk Kepentingan Pribadi

3 hari lalu

Ilustrasi Universitas Tanjungpura. Sumber: Untan.ac.id
Tak Hanya Diduga jadi Joki Nilai, Dosen Untan Manfaatkan Mahasiswa S1 untuk Kepentingan Pribadi

Dosen yang sebelumnya diduga jadi joki mahasiswa S2 FISIP Untan juga kerap memanfaatkan mahasiswa S1 dalam penulisan jurnal tanpa mencantumkan nama.


Tol Yogya-Solo Kembali Ditutup Pasca Libur Lebaran, Berapa Total Kendaraan yang Melintas ?

4 hari lalu

Sejumlah kendaraan melewati jalan tol fungsional Solo-Yogyakarta yang mulai dibuka untuk pemudik Lebaran 2024 mulai hari ini, Jumat, 5 April 2024. TEMPO/SEPTHIA RYANTHIE
Tol Yogya-Solo Kembali Ditutup Pasca Libur Lebaran, Berapa Total Kendaraan yang Melintas ?

Akses keluar yang menjadi favorit pengguna Jalan Tol Yogya-Solo adalah arah Ngawen sebanyak total 40.965 kendaraan.


Segini Uang yang Dibelanjakan Wisatawan Lokal dan Asing Saat Periode Libur Lebaran di Yogyakarta

4 hari lalu

Wisatawan memadati kawasan Malioboro Yogyakarta, Jumat 12 April 2024. TEMPO/Pribadi Wicaksono
Segini Uang yang Dibelanjakan Wisatawan Lokal dan Asing Saat Periode Libur Lebaran di Yogyakarta

Pergerakan wisatawan baik domestik maupun mancanegara yang menyambangi Kota Yogyakarta selama 10 hari libur Lebaran, 5-15 April 2024 totalnya bekisar 277 ribu lebih wisatawan.