INFO NASIONAL — Air baku Jakarta memiliki kandungan polutan cukup tinggi di atas 1 miligram per liter. PALYJA mengatasinya dengan memanfaatkan teknologi Moving Bed Biofilm Reactor (MBBR)
Kebutuhan air bersih bagi warga Jakarta terus meningkat, namun kenyataannya ketersediaan air baku untuk diolah menjadi air layak konsumsi masih terbatas. PT PAM Lyonnaise Jaya (PALYJA) sebagai operator penyediaan air bersih di wilayah barat Jakarta berkomitmen untuk terus meningkatkan standar mutu air baku yang sesuai ketetapan Pemerintah DKI Jakarta.
Hal ini dipaparkan oleh Ahmad Muzakki Irawan, Production and Transmission Division Head PALYJA, yang menjadi pembicara dalam acara “Warkop Tukang Ledeng: Berbagi Inovasi” Indonesia Water & Wastewater Expo & Forum (IWWEF) di Jakarta Convention Center, Jakarta Pusat, Kamis, 19 September 2019.
“Salah satu parameter pencemaran yang menjadi masalah adalah amonium yang merupakan bagian dari limbah domestik. Kadarnya pada 2015 sudah mencapai 3,3 miligram per liter, bahkan kini sudah 10 miligram per liter. Padahal yang ditetapkan dalam peraturan pemerintah maksimal hanya 1 miligram per liter,” ujar Zakki.
Untuk mengatasi hal ini, PALYJA memanfaatkan teknologi Moving Bed Biofilm Reactor (MBBR). Teknologi ini akan menyaring polutan yang terkandung dalam air baku sebelum akhirnya layak produksi dan masuk ke reservoir. “MBBR menjawab tantangan penyediaan air baku di kota besar seperti Jakarta, di mana sungai dan waduk memiliki tingkat polusi melebihi ambang batas mutu air baku,” kata Zakki.
Inovasi MBBR ini adalah yang pertama dan satu-satunya di Indonesia, bahkan di Asia Tenggara. Teknologi ini menggunakan partikel yang dinamakan Meteor dengan menggunakan material proprietary polyethylene biofilm carries, yang permukaannya dapat menjadi media tumbuh mikroorganisme alami.
Mikroorganisme alami inilah yang bermanfaat untuk menetralisasi polutan yang ada. Teknologi ini dipilih karena tidak menggunakan bahan kimia, adaptif terhadap perubahan pencemar, dapat dikembangkan sesuai kebutuhan, dan mampu beroperasi terus-menerus.
Melalui pemanfaatan MBBR, PALYJA dapat memperoleh air baku dengan kadar polutan di bawah ambang batas sesuai ketetapan Pemerintah Pemprov DKI Jakarta. “Dengan teknologi ini, PALYJA berhasil menambah pasokan air baku sebanyak 550 liter per detik (lps) yang bersumber dari Kanal Banjir Barat,” kata Zakki
Selain itu, PALYJA juga mendapatkan apresiasi berupa Anugerah TOP 99 Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik yang diselenggarakan Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi pada tahun 2018.
PALYJA bersama dengan PALYJA Green Community (PGC), komunitas pecinta lingkungan dan mitra stakeholder lainnya juga giat melakukan upaya konservasi lingkungan untuk mengurangi pencemaran sungai. Upaya tersebut diharapkan dapat meningkatkan kesadaran dan merubah perilaku masyarakat dalam menjaga kelestarian sungai yang merupakan salah satu sumber air baku.
"Berkat teknologi MBBR dan tambahan air baku dari PJT II, PALYJA mampu meningkatkan kapasitas produksi air bersih dari 5.800 lps menjadi 6.350 lps dan secara signifikan dapat meningkatkan akses air bersih kepada 326.592 warga di Jakarta," ujar Zakki, menutup pembicaraannya. (*)