TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Sekretaris Jenderal Gerindra sekaligus Alumnus Kepresidenan Mahasiswa Universitas Trisakti Tahun 2011, Andre Rosiade, mengkritik rencana almamaternya memberikan anugerah gelar putra Reformasi kepada Presiden Joko Widodo atau Jokowi.
"Saya menolak rencana pihak Universitas Trisakti memberikan penghargaan Putera Reformasi kepada Pak Jokowi," kata Andre saat dihubungi Tempo pada Ahad, 22 September 2019.
Andre menyebut, gelar tersebut tidak layak diberikan kepada Jokowi yang sampai saat ini belum memenuhi janjinya menuntaskan kasus 12 Mei 1998. "Pak Jokowi itu Penikmat Reformasi, bukan Putera Reformasi. Di zaman Jokowi, semangat reformasi mulai menurun. Kebebasan berpendapat semakin menurun," ujar Andre. "UU KPK direvisi, padahal reformasi menginginkan pemberantasan korupsi."
Kritik Andre ini menyusul beredarnya surat berkop Universitas Trisakti bernomor 339/AK.15/USAKTI/R/IX/2019. Surat itu ditujukan kepada Menteri Sekretaris Kabinet terkait rencana pemberian penghargaan kepada Presiden Jokowi.
Di surat itu tertulis, dalam rangka peringatan Dies Natalis Universitas Trisakti ke-54, Presiden Jokowi akan diberikan penghargaan sebagai Putera Reformasi. Disebut, penghargaan dipersembahkan kepada Jokowi atas karya dan keberhasilan dalam mendukung cita-cita gerakan reformasi yang diawali dari peristiwa 12 Mei 1998 di Kampus Trisakti. Surat itu ditandatangani Rektor Universitas Trisakti Ali Ghufron Mukti tertanggal 12 September 2019.
Tempo sudah berupaya menghubungi Ali Ghufron soal pemberian gelar putera reformasi kepada Jokowi, namun belum ada respon. Dia disebut sedang berada di luar negeri. Tempo juga telah berupaya menghubungi Kepala UPT Humas Universitas Tsakti Rully Besari Budiyanti, namun dia enggan memberikan tanggapan maupun konfirmasi. "Saya belum bisa memberikan keterangan, terima kasihasih," ujar Rully lewat pesan singkat kepada Tempo, Ahad, 22 September 2019.