TEMPO.CO, Jakarta - Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Bidang Pendidikan Retno Listyarti mengatakan pembelajaran dengan metode daring bisa menjadi solusi untuk anak-anak korban kabut asap kebakaran hutan dan lahan saat ini. "Pembelajaran daring adalah salah satu solusi agar anak-anak dapat terus mendapatkan pembelajaran dimanapun mereka berada, baik di rumah maupun di tempat pengungsian," ujar Retno melalui pesan teks, Kamis, 19 September 2019.
Dampak asap kebakaran hutan dan lahan menyulitkan aktifitas masyarakat, termasuk kegiatan belajar mengajar para pelajar.
Kebakaran hutan dan lahan terjadi di sejumlah daerah di Indonesia. Kabut asap meluas sehingga menimbulkan masalah, terutama kesehatan masyarakat setempat. Anak-anak menjadi korban gangguan pernafasan. Alhasil, beberapa pemerintah daerah meliburkan sekolah.
Anak-anak yang diliburkan akibat kabut asap dan kualitas udara yang sudah tidak sehat dan membahayakan kesehatan. “Mereka kehilangan hak atas pendidikannya dalam jangka waktu yang belum bisa dipastikan," kata Retno.
KPAI telah mendorong sejumlah Kepala Dinas Pendidikan untuk membuat edaran ke sekolah-sekolah untuk mengurangi aktivitas pembelajaran di sekolah, mewajibkan anak-anak menggunakan masker, tidak melaksanakan upacara bendera selama kabut asap, dan mendorong pembelajaran daring ketika anak-anak diliburkan.
Setiap orang tua pasti memiliki ponsel. “Pembelajaran bisa melalui ponsel orang tuanya," kata Retno.