TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Kepolisian Jenderal Tito Karnavian menduga kuat kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di Provinsi Riau murni karena ulah manusia.
"Ini menunjukkan adanya praktek land clearing dengan mudah dan murah memanfaatkan musim kemarau," kata Tito dalam siaran tertulis Badan Nasional Penanggulangan Bencana, Ahad, 15 September 2019.
Tito mengunjungi Riau bersama Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto dan Kepala BNPB Doni Monardo. Dari atas helikopter, Tito mengamati dari sekian ribu hektare luas lahan yang terbakar, tidak satupun yang mencakup lahan perkebunan sawit dan tanaman industri. "Misal pun ada paling hanya sedikit dan di pinggir," katanya.
Dalam penanganan kebakaran hutan dan lahan ini, Tito akan memberi reward and punishment bagi anggotanya. Ia meminta agar pasukan satgas kebakaran hutan dan lahan dapat lebih kompak dan menjaga solidaritas sehingga permasalahan ini bisa diselesaikan dengan baik. "Polda beserta jajarannya akan kami berikan reward and punishment," katanya.
Kepala BNPB Doni Monardo kembali menekankan upaya pencegahan kebakaran hutan dan lahan harus melalui pendekatan kesejahteraan masyarakat dengan pertanian produktif. Selain itu perilaku masyarakat harus diubah sejak dini.
Doni mencontohkan bahwa ada beberapa jenis tanaman produktif yang bisa menjadi alternatif untuk menumbuhkan perekonomian warga seperti kopi, lidah buaya, cabai dan sebagainya. "Ini masalah cara pikir manusia. Harus diubah. Mulailah dengan menanam tanaman produktif seperti cabai, kopi, lidah buaya atau bisa juga pisang," kata Doni.
Hingga Ahad pagi ini, terdeteksi ada 27 titik api kategori tinggi di Provinsi Riau. Secara umum Kota Pekanbaru masih diselimuti asap tipis hingga tebal dengan jarak pandang mencapai 1 km ada pukul 07.00 WIB dan pada pukul 10.00 WIB. Jarak pandang berkisar antara 1 hingga 2,2 kilometer dan suhu berkisar hingga 37 derajat celcius.