TEMPO.CO, Jakarta - Badan Nasional Penanggulangan Bencana menyiagakan tiga pesawat teknologi modifikasi cuaca (TMC) atau hujan buatan untuk antisipasi kebakaran hutan dan lahan (karhutla).
"Untuk antisipasi kebakaran hutan dan lahan agar tidak tambah banyak dan tambah luas maka pemerintah menyiagakan 3 pesawat untuk teknologi modifikasi cuaca (TMC) atau hujan buatan," kata Pelaksana tugas Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas BNPB Agus Wibowo dalam siaran tertulisnya, Ahad, 15 September 2019.
Ketiga pesawat yang disiagakan adalah pesawat Cassa 212-200 dengan kapasitas 1 ton, pesawat CN 295 dengan kapasitas 2,4 ton, dan pesawat Hercules dengan kapasitas 5 ton.
Agus menjelaskan, pesawat Cassa 212-200 sudah beroperasi di Riau sejak 26 Februari 2019. Untuk memperkuat armada TMC, pemerintah menambah 1 pesawat CN 295 yang sudah berada di Pekanbaru. Kemudian, 1 Hercules direncanakan datang di Pekanbaru pada Senin besok, 16 September 2019.
Namun, operasi TMC sangat tergantung dengan keberadaan awan potensial hujan yang secara rutin diperkirakan oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika. "Seluruh pesawat dalam kondisi siaga dan jika terdapat potensi awan makan akan segera terbang untuk menyemai awan agar menjadi hujan," katanya.
BMKG memperkirakan pertumbuhan awan berasal dari arah utara. Sehingga,
sebagian wilayah Indonesia di sebelah utara seperti Aceh dan Sumatera Utara sudah mulai hujan. Adapun hari ini terdapat potensi awan sedang di wilayah Riau dan tim penanganan karhutla masih menunggu sampai pertumbuhan awan potensial cukup banyak dan kemudian dilakukan operasi TMC.
Sementara itu, pagi ini terdeteksi ada 27 titik api kategori tinggi di Riau. Secara umum, kata Agus, Kota Pekanbaru masih diselimuti asap tipis dengan jarak pandang mencapai 1 kilometer pada pukul 07.00 WIB, dan pada pukul 10.00 WIB masih berasap dengan jarak pandang 2,2 kilometer. Kualitas udara berdasar pengukuran PM10 pada pukul 07.00 sampai 10.00 WIB berada pada kisaran 182 sampai 201 ugram per meter kubik atau tidak sehat.