TEMPO.CO, Yogayakarta - Aktivis Jogja Corruption Watch (JCW), Baharuddin Kamba, melakukan aksi jalan mundur sebagai bentuk dukungan kepada Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang sedang di ujung tanduk.
"Aksi jalan mundur ini bentuk keprihatinan kami melihat kondisi lembaga antikorupsi yang terus dilemahkan," kata Baharuddin, Jumat, 13 September 2019. Ia jalan mundur dari simpang empat Tugu Yogyakarta ke utara halte bus Trans Jogja sambil menutup matanya dengan kain warna hitam dan membawa bendera setengah tiang.
Ia pun mengkritik langkah Presiden Joko Widodo atau Jokowi yang memberi lampu hijau kepada DPR untuk membahas revisi Undang-undang Nomor 30 Tahun 2002 tentang Komisi Tindak Pidana Pemberantasan Korupsi.
"Padahal Jokowi pernah berjanji memperkuat lembaga antikorupsi ini tapi malah setuju revisi," kata Baharuddin.
Lelaki ini juga menyayangkan langkah panitia seleksi pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi yang meloloskan nama-nama calon yang ditengarai bermasalah.
Puncak keprihatinan Bahar tak lain setelah terpilihnya Inspektur Jenderal Firli Bahuri sebagai ketua lembaga antikorupsi itu melalui pemungutan suara di Komisi III.
Bahar merasa heran calon pimpinan lembaga antikorupsi yang dinilai bermasalah malah memperoleh suara terbanyak dengan 56 suara.
Terkait dengan mundurnya salah satu pimpinan KPK, Saut Situmorang, Bahar menganggap sikap itu sebagai sebuah puncak kekecewaan. "Kita tunggu saja apakah langkah Saut akan diikuti oleh pegawai lainnya," ujarnya.