TEMPO.CO, Jakarta - Lima orang pemuda yang mengenakan almamater perguruan tinggi berwarna kuning dan biru menyela pemaparan visi misi calon pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi 2019-2023 (Capim KPK) Inspektur Jenderal Firli Bahuri dengan Komisi Hukum Dewan Perwakilan Rakyat.
Menyaksikan dari balkon ruang rapat Komisi Hukum DPR, mereka tiba-tiba mengangkat tiga lembar kertas bertuliskan "SOS". Seorang di antaranya juga mengangkat kertas bergambar kepala buaya.
Tak lama beraksi, kelima orang ini digiring keluar oleh petugas pengamanan gedung parlemen. Tim Pamdal meminta orang-orang tersebut keluar dari balkon ruang rapat Komisi III.
Capim KPK Firli Bahuri memang paling banyak menuai kritik dan disorot oleh pelbagai pihak. Kepala Kepolisian Daerah Sumatera Selatan ini diduga pernah melanggar etik saat menjabat sebagai Deputi Penindakan KPK.
Dalam konferensi pers di Gedung KPK pada Rabu, 11 September 2019, Wakil Ketua lembaga antikorupsi ini, Saut Situmorang, mengatakan Firli diduga melanggar kode etik karena bertemu dengan Gubernur Nusa Tenggara Barat Tuan Guru Bajang Zainul Majdi. Padahal, saat itu KPK tengah menelisik dugaan korupsi divestasi Newmont. TGB berstatus saksi di perkara ini.
"Hasil pemeriksaan pengawas internal adalah terdapat dugaan pelanggaran berat," kata Saut Situmorang di kantornya, Jakarta, Rabu, 11 September 2019. Firli Bahuri bolak-balik membantah dugaan pelanggaran ini.