TEMPO.CO, Situbondo - Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto memiliki banyak kenangan dengan presiden RI ketiga Baharuddin Jusuf Habibie. Saat BJ Habibie menjabat dulu, Wiranto Panglima Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI).
Wiranto mengatakan mulai mengenal Habibie pada 90-an, saat Habibie awal dipanggil menjadi Menteri Riset dan Teknologi oleh Presiden Soeharto. Perkenalan mereka berlanjut hingga Habibie menjadi presiden dan Wiranto Panglima ABRI. "Saya mengenal beliau sangat dekat, sangat tahu apa yang beliau lakukan," kata Wiranto seusai menyaksikan Latihan Gabungan Dharma Yudha 2019, di Situbondo, Jawa Timur, Kamis, 12 September 2019.
Wiranto mengatakan sebagai ilmuwan, Habibie tak hanya memajukan Indonesia dari segi teknologi. Meski banyak yang meragukan, Wiranto mengatakan Indonesia bisa lebih menerima demokrasi lewat tangan Habibie saat memerintah. "Beliau bisa melakukan satu lompatan dari stigma Orde Baru, masuk kepada satu kondisi negara yang sangat reformis, sangat demokratis."
Hingga Habibie mangkat pada Rabu malam, 11 September 2019, Wiranto mengatakan banyak hal yang bisa dipelajari dari sosoknya. Ia mengingat kembali pesan yang Habibie kepadanya dalam pertemuan terakhir mereka.
"Beliau mengingatkan kita untuk merawat, menjaga negeri ini, yang kita warisi dari para pendahulu kita, para founding fathers," kata Wiranto. Habibie ingin Indonesia menjadi negara modern juga demokratis yang mampu mensejahterakan masyrakatnya.
Wiranto meminta agar seluruh masyarakat ikut mendoakan kepergian Habibie. Habibie wafat di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Subroto pada Rabu malam, 11 September 2019. Mantan menteri riset dan teknologi ini meninggal dalam usia 83 tahun karena sakit. BJ Habibie sebelumnya menjalani perawatan intensif oleh tim dokter kepresidenan di RSPAD sejak 2 September 2019.