TEMPO.CO, Jakarta-Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto menyampaikan bahwa peristiwa penyerangan di area penambangan emas Yahukimo, Papua, tak berkaitan dengan aksi unjuk rasa menentang rasisme di sejumlah wilayah beberapa waktu lalu.
"Itu konflik horizontal saja antara penambang emas luar daerah dengan penduduk setempat. Bukan ada kaitan dengan demo," kata Wiranto di Kantor Kemenko Polhukam, Jakarta, Kamis, 5 September 2019.
Wiranto menuturkan aparat telah mengevakuasi 97 orang pendulang emas dari berbagai lokasi. Ia memastikan aksi kriminal yang menimbulkan korban jiwa itu merupakan lanjutan dari peristiwa lama.
Kepala Biro Penerangan Masyarakat Mabes Polri Brigadir Jenderal Dedi Prasetyo sebelumnya menyebut korban penambang emas yang diduga dianiaya dan dibunuh di Yahukimo berjumlah lima orang.
Menurut Dedi pelaku penyerangan terhadap lima penambang emas itu diduga warga Yahukimo. Mereka menyerang para penambang emas dengan parang, tombak, dan anak panah. Setelah menyerang, pelaku melarikan diri ke hutan.