TEMPO.CO, Jakarta - Wilayah Jayapura Raya, Papua terus berbenah setelah kerusuhan. Upaya pemulihan dikerjakan secara gotong royong dengan melibatkan unsur pegawai pemerintah, TNI dan Polri.
Di distrik Entrop, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat menerjunkan sejumlah alat berat untuk membersihkan deretan warung yang terbakar di depan Lapangan Trisila.
Sejumlah personil TNI dari Komando Daerah Cendrawasih membantu proses pembersihan puing-puing yang berserakan di sepanjang jalan bermodalkan sapu dan pengki.
Aktifitas serupa terlihat di daerah Batu Putih, tak jauh dari pintu gerbang pelabuhan Jayapura. Sejumlah mesin beko tampak membersihkan puing-puing puluhan warung yang dibakar massa.
Kios-kios tersebut ludes dilalap api saat kerusuhan, Kamis 29 Agustus lalu. Massa yang tengah berdemo menolak perlakuan rasisme mendadak anarkis.
Sejumlah fasilitas publik, kios milik warga, dan gedung perkantoran dibakar. Bangunan yang rusak merentang sekitar 10 kilometer di sepanjang jalur demonstrasi sejak Abepura hingga Kota Jayapura.
Setelah kerusuhan, personel TNI dan Polri tampak menjaga ketat sejumlah objek vital seperti pelabuhan dan kantor pemerintahan. Sebaran terbanyak terpantau di wilayah Abepura.
Wilayah Abe dijadikan fokus pengamanan lantaran tiga hari sebelumnya terjadi bentrok susulan yang menimbulkan korban. Belasan orang terluka. Satu orang meninggal akibat luka tembak.
Keadaan yang cukup mencekam terlihat di wilayah Abepura Kamkey, tempat terjadinya bentrok berdarah. Ruas jalan di depan Asrama Nanyak 1 tak bisa dilalui lantaran dipalang kayu.
Polisi berseragam Brigade Mobil tampak berjaga-jaga di perempatan jalan raya menuju lokasi asrama. Sebagian menyebar di sekitar lokasi menggunakan pakaian preman.