INFO JABAR — Sebanyak 1.076 pondok pesantren mengikuti program one pesantren one product (OPOP). Mereka mendapat hadiah dari Pemprov Jabar berupa temu bisnis, pelatihan dan pemagangan, bantuan penguatan modal usaha, pendampingan usaha, dan promosi produk.
"Ini hari yang membahagiakan karena ini adalah sebuah cita-cita. Ada seribu lebih pesantren yang tengah didampingi untuk mendirikan usaha mandiri dalam setahun ini," kata Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, dalam Temu Bisnis OPOP di The Trans Luxury, Bandung, Selasa, 3 September 2019.
OPOP merupakan program yang digagas Pemprov Jabar untuk membangun kemandirian pesantren melalui pemberdayaan ekonomi. Emil mengatakan, sistem bisnis OPOP berbeda dengan program kewirausahaan lain karena lebih dulu mencari off-taker atau pembeli.
Kemudian, ponpes peserta OPOP akan memproduksi produk sesuai dengan permintaan konsumen. "Mimpinya adalah ekonomi Jawa Barat yang besar, tidak hanya dikuasai oleh bisnis formal. Kita ingin ekonomi umat, yang titik simpulnya di Pesantren Bangkit," kata mantan wali kota Bandung itu.
Selama ini, tambah Emil, pesantren yang mau berwirausaha tidak tahu mau menjual apa dan modalnya dari mana. "Oleh karena itu, lewat OPOP kita mendorong pesantren. Kita memberi modal, mencari pembelinya juga. Di tambah dengan digitalisasi karena saat ini serba digital, termasuk pemasaran," ujarnya.
Saat ini, program OPOP sudah masuk tahap temu bisnis. Temu bisnis bertujuan mempertemukan ponpes dengan pengusaha dan sejumlah perusahaan, seperti BukaLapak, Blibli, Telkom, serta Angkasa Pura, dalam menciptakan iklim kolaborasi usaha.
Nantinya, dari 1.076 ponpes akan dipilih 108 ponpes dengan produk terbaik pada seleksi tahap II. Kemudian, akan dipilih 10 ponpes dengan kategori produk terbaik tingkat provinsi.
Kepala Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Provinsi Jawa Barat, Kusmana Hartadji, menyebut sebagian besar ponpes di Jabar belum mampu mandiri secara ekonomi. "Pak Gubernur, Pak Wagub juga hadir untuk memotivasi agar ekonomi umat meningkat," kata Kusmana. (*)